Senin, 08 Oktober 2012

Laporan Praktikum Agroklimatologi



LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI

 








Disusun Oleh :
Mega Chairunnisa (A0B011007)
Ria Wardani (A0B011009)
Aries Muhammad Syarwanie (A0B011010)
Tyandari Ayu Ratri (A0B011011)
Fauzi Albar Rasyidin (A0B011016)
Shofiyuddin Nugroho (A0B011017)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
D3 ILMU TANAH
PURWOKERTO
2012

LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI
ACARA 1
PENGENALAN ALAT PENGAMATAN CUACA (IKLIM)



 




                                                                                                     





KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
D3 ILMU TANAH
PURWOKERTO
2012


BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG

Dalam pengelolaan cuaca (iklim) untuk bidang pertanian data cuaca yang benar sangat dibutuhkan.Penyasuaian tanaman dengan cuaca (iklim) suatu daerah, peramalan awal dan akhir musim hujan atau kemarau untuk kegiatan pertanian, pengubahsuaian (modifikasi) cuaca (iklim) dan penggantian satu atau beberapa unsure cuaca dibutuhkan data cuaca yang benar dan dari hasil pengamatan yang panjang. Data yang benar tentunya dihasilkan dari peralatan yang baku, cara, dan waktu pengamatan yang mengikuti aturan yang disepakati secara nasional. Pearalatan meteorologi haruslah dapat menghasilkan data yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Kemudian data ini dapat dibandingkan dengan data di tempat lain, sehingga kita dapat menilai cuaca dan iklim.
Beberapa syarat yang diperlukan pada peralatan meteorology adalah:
1.      Ketetapan,
2.      Ketelitian,
3.      Sederhana atau tidak rumit,
4.      Mudah dibaca oleh pengamat,
5.      Kekar atau tahan lama,
6.      Biaya pemeliharaan rendah,
7.      Harga alat rendah.
Persyaratan ini juga berlaku untuk peralatan bidang ilmu lain. Hal lain yang penting diperhatikan bahwa peralatan meteorologi pemeliharaannya terus menerus karenan pemakaiannya setiap hari, kemudian beberapa alat berada terus menerus di cuaca terbuka di lapangan untuk mengukur data cuaca.

B.     TUJUAN

Tujuan praktikum pada acara 1 adalah :
1.      Mengenal peralatan yang digunakan untuk pengamatan cuaca
2.      Mengetahui tata letak alat pengamatan cuaca di stasiun cuaca
3.      Mengetahui prinsip-prinsip kerja alat pengamatan cuaca




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Secara luas meteorologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari atmosfer yang menyangkut keadaan fisis dan dinamisnya serta interaksinya dengan permukaan bumi di bawahnya.Dalam pelaksanaan pengamatannya menggunakan hukum dan teknik matematik.Pengamatan cuaca atau pengukuran unsur cuaca dilakukan pada lokasi yang dinamakan stasiun cuaca atau yang lebih dikenal dengan stasiun meteorologi. Maksud dari stasiun meteorologi ini ialah menghasilkan serempak data meteorologis dan data biologis dan atau data-data yang lain yang dapat menyumbangkan hubungan antara cuaca dan pertumbuhan atau hidup tanaman dan hewan. Lokasi stasiun ini harus dapat mewakili keadaan pertanian dan keadaan alami daerah tempat stasiun itu berada. Informasi meteorogis yang secara rutin diamati antara lain ialah keadaan lapisan atmosfer yang paling bawah, suhu dan kelengasan tanah pada berbagai kedalaman, curah hujan, dan curahan lainnya, durasi penyinaran dan reaksi matahari (Prawirowardoyo, 1996).
Dalam bidang pertanian, menurut Wisnubroto (1999) ilmu prakiraan penentuan kondisi iklim atmosfer ini adalah untuk menentukan wilayah pengembangan tanaman.Iklim mempengaruhi dunia pertanian.Presipitasi, evaporasi, suhu, angin, dan kelembaban nisbi udara adalah unsur iklim yang penting. Dalam dunia pertanian, air, udara, dan temperatur menjadi faktor yang penting. Kemampuan menyimpan air oleh tanah itu terbatas. Sebagian air meninggalkan tanah dengan cara transpirasi, evaporasi, dan drainase.
Prakiraan cuaca baik harian maupun prakiraan musim, mempunyai arti penting dan banyak dimanfaatkan dalam bidang pertanian. Prakiraan cuaca 24 jam yang dilakukan oleh BMG, mempunyai arti dalam kegiatan harian misalnya untuk pelaksanaan pemupukan dan pemberantasan hama. Misalnya pemupukan dan penyemprotan hama perlu dilakukan pada pagi hari atau ditunda jika menurut prakiraan sore hari akan hujan lebat. Prakiraan permulaan musim hujan mempunyai arti penting dalam menentukan saat tanam di suatu wilayah.Jadi, bidang pertanian ini memanfaatkan informasi tentang cuaca dan iklim mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaannya (Setiawan, 2003).
Stasiun meteorologi mengadakan contoh penginderaan setiap 30 detik dan mengirimkan kutipan statistik (sebagai contoh, rata-rata dan maksimum).Untuk yang keras menyimpan modul-modul setiap 15 menit.Hal ini dapat menghasilkan kira-kira 20 nilai dari hasil rekaman untuk penyimpanan akhir disetiap interval keluaran.Ukuran utama dibuat di stasiun meteorologi danau vida, pemakaian alat untuk temperatur udara, kelembaban relatif, temperatur tanah (Fontain, 2002).

BAB III
METODE PRAKTIKUM

A.    ALAT DAN BAHAN

Bahan yang digunakan adalah boring pengamatan dan ballpoint.

Alat yang digunakan adalah :
1.      Pengukur suhu udara minimum dan maksimum dan pengukur suhu tanah,
2.      Pengukur kelembaban nisbi udara, thermometer bola basah dan kering,
3.      Pengukur curah hujan tipe observatorium dan otomatis,
4.      Pengukur lama penyinaran matahari, solarimeter Campbell Stockes,
5.      Pengukur kecepatan dan arah angin.

B.     PROSEDUR KERJA

1.      Menyiapkan satu alat pengamatan cuaca atau datang dekat alat pengamatan cuaca dipasang.
2.      Mengamati letak alat pengamatan cuaca tersebut pada stasiun cuaca dan gambar secara sekhematik letak alat pengamatan cuaca tersebut.
3.      Menggambar dan memberi keterangan bagian alat pengamatan cuaca yang diamati.
4.      Menjelaskan prinsip kerja alat.
5.      Melakukan dengan cara yang sama untuk alat pengamatan cuaca lainnya.














BAB IV
HASIL PRAKTIKUM

Nama Alat
Skhema Alat
Prinsip Kerja Alat
1. Ombrometer tipe Observatorium
Penampung curah hujan
2. Ombrograf
prinsip pelampung. yaitu: pencatatan tinggi air komulatif dengan pena pencatat yang dihubungkan dengan pelampung di dalam tabung pelampung.
3. Psikrometer Sangkar
Prinsip termodinamika/adiabatik (beda TBB dan TBK)
4. Sling Psikrometer
Prinsip termodinamika/adiabatik (beda TBB dan TBK)
5. Psikrometer Tipe Assman
Prinsip termodinamika/adiabatik (beda TBB dan TBK)
6.Higrograf
Berdasarkan perubahan panjang bahan higroskopis jika menyerap atau menguap air.
7. Termometer Biasa
Berdasarkan kepekaan zat cair terhadap perubahan suhu.
8. Termometer Maksimum Udara
Muai ruang zat cair.
9. Termometer Minimum Udara
Muai ruang zat cair.
10. Termometer Maksimum Minimum Six Bellani
Muai ruang zat cair
11.Termohigrometer
Memuai higroskopitas dan muai logam
12. Termohigrograf
Perbedaan muai logam putih dan hitam
13. Termometer Maksimum-Minimum Permukaan Air
Pemuaian air raksa
14. Termometer Permukaan Tanah
Pemuaian air raksa
15. Termometer Tanah Selubung Kayu
Pemuaian air raksa
16. Termometer Tanah Tipe Bengkok
muai air raksa
17. Termometer Tanah Tipe Symons
Pemuaian air raksa
18. Stick termometer (jeluk 100 cm)
Muai zat cair bertekanan tinggi pada tabung bejana.
19. Termometer maksimum dan minimum tanah
Pemuaian air raksa pada tabung Bourdan
20.Solarimeter tipe Jordan
Berdasarkan reaksi fotokremis
21. Solarimeter tipe Combell-Stokes
Pemfokusan sinar pada bola Kristal
22. Aktinograf Dwi Logam
Berdasarkan perbedaaan muai antara lempeng logam hitam dengan lempeng logam putih.
23.Cup Anemometer
GGL induksi
24. Hand Anemometer
GGL induksi
25. Biram Anemometer
Sistem mekanik
27. Panci Evaporasi kelas A
Perbedaan ketinggian antara awal pengukuran dan akhir pengukuran akibat penguapan air.

BAB V
PEMBAHASAN

Pada pratikum acara 1 ini diperkenalkan macam-macam peralatan pengamatan cuaca yang biasa digunakan untuk mengamati anasir cuaca dalam bidang pertanian. Dalam mengamati satu anasir cuaca dapat digunakan beberapa jenis peralatan yang mempunyai prinsip kerja sama tetapi memiliki beberapa perbedaan seperti dari segi ketelitian pengamatan, kepraktisan, maupun cara penggunaan. Oleh karena itu, setiap alat yang digunakan dalam pengukuran anasir cuaca ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Alat-alat anasir cuaca yang digunakan yaitu :
Ø  Alat Pengukur Curah Hujan

1.      Ombrometer tipe Observatorium
Bagian-bagian :
a. Mulut penakar seluas 100 cm²
b. Corong sempit
c. Tabung penampung dengan kapasitas setara 300-500 mmCH
d. Kran
·         Fungsi : Mengukur jumlah hujan harian
·         Satuan alat : mm
·         Satuan pengukuran : mm
·         Ketelitian alat : 0,5 mm
·         Prinsip kerja : Penampung curah hujan
·         Cara kerja : Air hujan masuk kemulut penangkar kemudian melalui corong sempit masuk ketabung penampung. Membuka kran untuk mengambil airnya, dilakukan 3 X (pukul: 07.00, 13.00, 18.00 WIB).
Alat ini memiliki fungsi untuk mengukur curah hujan harian dan dapat diamati setiap waktu dengan cara mengukur air yang berada di dalam ombrometer dengan gelas ukur. Penempatan atau penanaman tiang kolektor ombrometer tipe observatorium ini jika terlalu dekat dengan tanah bisa menimbulkan kesulitan yang diakibatkan percikan air dari permukaan tanah, sehingga ketinggian telah dibakukan untuk menyamakan pengamatan yaitu, 120 cm dari permukaan tanah, pengaturan ini berfungsi agar turbulensi dan percikan air hujan yang memantul dari tanah sangat kecil kemungkinannya. Kelebihan alat ini yaitu pemakaiannya mudah dan praktis, selain itu, ketelitian alat cukup kecil sehingga memungkinkan untuk memperoleh data hasil pengukuran yang lebih valid. Kekurangan peralatan ini yaitu memerlukan pengamatan berulang untuk mendapatkan data hasil karena diamati harian.

2.      Ombrograf
Bagian-bagian :
a. Mulut penakar
b. Corong sempit
c. Tabung penampung I
d. Tabung penampung utama (kapasitas setara 60 mm CH)
e. Saluran pembuangan air dengan sistem bejana berhubungan
f. Silinder kertas grafik
g. Pelampung
·         Fungsi : Mengukur dan mencatat jumlah hujan
·         Satuan Alat : mm
·         Satuan Pengukuran : mm
·         Ketelitian Alat : 2 mm
·         Prinsip kerja : prinsip pelampung.yaitu: pencatatan tinggi air komulatif dengan pena pencatat yang dihubungkan dengan pelampung di dalam tabung pelampung.
·         Cara kerja :Air hujan ditampung dalam silinder yang didalamnya terdapat sebuah pelampung yang dapat bergerak keatas oleh air hujan yang tertampung. Curah hujan kemudian dicatat pada pias dengan sebuah pena pencatat yang digerakan oleh pelampung tersebut. Jika pena tersebut mencapai batas atas 20 mm artinya, pelampung dalan silinder akan terbuang melalui sifon pada silinder dan pena kemudian turun kebatas bawah yaitu titik 0 mm dari pias disebabkan pelampungnya turun kembali kekedudukan semula.
Alat ini digunakan untuk mengukur curah hujan dalam periode mingguan dengan dilengkapi pena beserta silinder kertas grafik yang digunakan untuk mencatat curah hujan. Pada umumnya, ombrograf ini ditempatkan di atas permukaaan tanah dengan prinsip kerja berdasarkan sistem pelampung. Kelebihan dari ombrograf ini yaitu pengamatannya lebih efisien karena grafik akan terbentuk secara otomatis dengan perubahan volume air di dalam tabung penampung. Dengan data yang berbentuk grafik dapat diperoleh informasi mengenai curah hujan secara bersinambungan dalam periode tertentu.Namun, alat ini mempunyai kelemahan yaitu daya tampungnya hanya 60 mm sehingga tidak bisa mengamati curah hujan lebih dari ukuran itu.Selain itu juga kelemahan pada ketelitian alat yang mencapai 2 mm sehingga data yang dihasilkan kurang valid dibandingkan ombrometer. Hal ini disebabkan data yang dihasilkan berdasarkan gerakan pena yang dimungkinkan bisa bergerak juga akibat factor selain pena seperti halnya akibat tersenggol pengamat.
Ø  Alat Pengukur Kelembaban Nisbi

3.      Psikrometer Sangkar
Bagian-bagian :
a. Statif
b. Termometer bola basah
c. Termometer bola kering
d. Kain kasa yang dibasahi
e. Bejana tempat air
·         Fungsi : Mengukur kelembaban nisbi udara.
·         Satuan Alat : ºC
·         Satuan Pengukuran : %
·         Ketelitian Alat : 0,50C
·         Prinsip kerja: Prinsip termodinamika/adiabatik (beda TBB dan TBK)
·         Cara kerja:Adanya suhu bola kering (T) dan suhu bola basah (t) T lebih rendah dari pada t karena untuk penguapan air pada kran yang menbalut bola termometer bola basah, memerlukan bahang. Bahan yang diperlukan tersebut diambil dari udara yang bersentuhan dengan bola basah tersebut sehingga termometer bola basah menunjukan suhu udara tersebut yang lebih rendah. Lw adalah tekanan uap air jenuh pada suhu T yang dapat ditentukan atau dapat dicari dari diagram atau tabel yang memuat tekanan uap jenuh pada berbagai suhu.
Alat ini terdiri dari dua termometer yang identik dan letaknya saling berdekatan. Termometer yang satu tetap kering, sedang termometer yang lain dibalut kain tipis (kasa) yang dibasahi.Kelebihan dari termometer ini yaitu dapat diketahui titik uap dan titik embun sekaligus serta penggunaannya mudah. Namun kelemahan pada alat ini yaitu kemampuan terbatas pada kecepatan angin 3-5m / detik.
4.      Sling Psikrometer
Bagian-bagian :
a. Termometer bola basah
b. Termometer bola kering
c. Pegangan
·         Fungsi : Mengukur kelembaban nisbi udara sesaat.
·         Satuan Alat : ºC
·         Satuan Pengukuran : %
·         Ketelitian Alat : 0,2ºC
·         Prinsip kerja : Prinsip termodinamika/adiabatik (beda TBB dan TBK)
·         Cara kerja :Sama dengan sling psikometer namun dusini pemutaran digantikan oleh kipas, yaitu dengan cara kunei (skrup pemutar pegas) diputar – kipas berputar – kalor – pengeringan TBB.
Alat ini memiliki mekanis yang berbeda dengan alat lain dalam mengeringkan termometer bola basah yaitu dengan memutar sling psikometer dan harus diayunkan empat putaran tiap detik untuk memenuhi laju ventilasi yang diperlukan sebesar 2,5 meter tiap detik. Kelebihan alat ini yaitu ketelitian alat hingga 0,2 C. Kelemahan dari alat ini banyak mengeluarkan tenaga untuk mengoprasikannya dan kurang praktis.
5.      Psikrometer Tipe Assman
Bagian-bagian :
a. Termometer bola basah
b. Termometer bola kering
c. Kipas
d. Sekrup pemutar pegas
e. Saluran angin
·         Fungsi : Mengukur kelembaban nisbi udara sesaat.
·         Satuan Alat : ºC
·         Satuan Pengukuran: %
·         Ketelitian Alat : 0,2ºC
·         Prinsip Kerja : Prinsip termodinamika/adiabatik (beda TBB dan TBK)
·         Cara kerja :Sama dengan sling psikometer namun dusini pemutaran digantikan oleh kipas, yaitu dengan cara kunci (skrup pemutar pegas) diputar – kipas berputar – kalor – pengeringan TBB.
Tipe ini mengunakan tehnik kipas (energi kipas) untuk mengeringkan bola basahnya dengan besar laju ventilasi kira-kira 2,4 meter tiap detik. Tipe ini memiliki keunggulan dalam pengoperasian dan data yang didapat yaitu, praktis dalam pengoperasian dengan memutar sekrup pengatur pegas satu kali dan kipas akan berputar sehingga dapat mengeringkan bola basah dan juga data yang dihasilkan cukup valid.Namun kemampuannya terbatas pada kecepatan angin sekitar 5m/detik.
6.      Higrograf
Bagian-bagian :
a. Rambut
b. Sistem tuas
c. Pena / penera grafik
d. Silinder kertas grafik
·         Fungsi : Mengukur kelembaban nisbi udara sesaat.
·         Satuan Alat : %
·         Satuan Pengukuran : %
·         Ketelitian Alat : 0,1 %
·         Prinsip kerja : Berdasarkan perubahan panjang bahan higroskopis jika menyerap atau menguap air.
·         Cara kerja :Dengan cara menggerakan tuas sehingga terjadi peregangan pada rambut, rambut sebagai sensor dan piasnya dibuat dapat harian atau mingguan.
Alat ini menggunakan metode yang berdasarkan pada perubahan ukuran atau dimensi bahan higroskopik yaitu rambut. Panjang rambut bervariasi sebagai fungsi dari kandungan kelengasannya atau air, kelengasan ini berkaitan dengan kelembaban udara diseliling. Jika terjadi kelenbaban disekeliling maka rambur akan mengembang atau mengkerut sehingga menggerakan tuas sehingga pena dapat bergerak pula membentuk grafik. Kelebihan alat ini yaitu dapat mengukur kelembaban relatif secara langsung dan terdapat tabel untuk mengubah pembacaan temperatur ke data kelembaban udara. Kelemahannya, hubungan kelembaban dan pemasangan tidak linear, tidak terlalu teliti (sekitar 5%), meskipun rambut kuda mempunyai sifat higroskopis yang baik.

Ø  Alat Pengukur Suhu Udara

7.      Termometer Biasa
Bagian-bagian :
a. Reservoir
b. Pipa kapiler berisi raksa atau alkohol
·         Fungsi : Mengukur suhu udara.
·         Satuan Alat : ºC
·         Satuan Pengukuran : ºC
·         Ketelitian Alat : 0,5ºC
·         Prinsip kerja : Berdasarkan kepekaan zat cair terhadap perubahan suhu.
·         Cara kerja : Jika suhu naik air raksa mengembang dan panjang kolom air raksa dalam tabung bertambah, sebaliknya jika penurunan suhu air raksa mengerut dan kolom dalam air raksa memendek
Alat ini diisi oleh air raksa sebagai bahan pengukur suhu, air raksa ini jika suhu tinggi maka air raksa ini akan memuai dan menunjukan angka tertentu dan jika suhu turun (rendah) maka air raksa itu akan mengkerut dan suhu akan mengecil, biasnya alat ini untuk mengukur suhu udara terbuka.Kelebihan alat ini adalah mudah cara pemakaian dan pengamatannya karena air raksa yang digunakan tampak mengkilap. Sedangkan kekurangannya adalah air raksa yang digunakan sebagai isian hanya memiliki tingkat pemuaian kecil (volume naik hanya 0,0182 % perK).

8.      Termometer Maksimum Udara

Bagian-bagian :
a. Reservoir
b. Celah Sempit
c. Pipa kapiler berisi raksa
·         Fungsi : Mengukur suhu udara maksimum.
·         Satuan Alat : ºC
·         Satuan Pengukuran : ºC
·         Ketelitian Alat : 0,25ºC
·         Prinsip kerja :Muai ruang zat cair.
·         Cara kerja :Termometer dilengkapi dengan indek yang hanya dapat bergerak kearah reservior jika raksa menyusut, jika suhu naik maka air raksa yang mengembang dapat melewati celah sempit, pada penurunan suhu air raksa akan menyusut tetapi penyempitan tidak tidak melewatkan air raksa didalam tabung menuju tandon/reservoir.

Pada termometer ini terdapat penyempitan pada tabung dekat bola tandonya, jika suhu naik maka air raksa akan mengembang dan melewati penyempitan. Dan jika terjadi penurunan suhu raksa menyusut tetapi tidak melewati penyempitan didalam tabung menuju tanda. Dari panjang kolom air raksa yang tinggal didalam tabung dapat di baca suhu tertinggi yang telah dicapai.Termometer ini kelebihannya adalah adanya penyempitan pipa kapiler di dekat reservoir. Kekurangannya adalah air raksa memiliki tingkat pemuaian kecil.

9.      Termometer Minimum Udara

Bagian-bagian :
a. Reservoir
b. Indeks penunjuk suhu minimum
c. Pipa kapiler berisi alcohol
·         Fungsi : Mengukur suhu udara minimum.
·         Satuan Alat : ºC
·         Satuan Pengukuran : ºC
·         Ketelitian Alat : 0,25ºC
·         Prinsip kerja : Muai ruang zat cair.
·         Cara kerja :Dalam tabung terdapat indeks, kalau suhu naik alkohol yang mengembang dapat melewati celah sempit. Pada penurunan suhu alkohol akan menyusut dan tegangan permukaan pada permukaan alkohol didalam tabung dapat menggeser indeks menuju kearah tandon/reservoir. Kalau suhu naik kembali, alkohol mengembang melewati dan meninggalkan indeks tetap pada tempatnya.
Termometer ini tidak menggunakan air raksa tetapi alkohol sebagai unsur pengukurnya. Jika suhu naik, alkohol yang memuai dapat melewati benda kecil (barbell), pada penurunan suhu, alkohol akan menyusut.Ujung induk yang paling jauh dari tandon menunjukan suhu paling rendah yang dialami selama waktu pengamatan.Termometer minimum memiliki kelebihan yaitu menggunakan zat cair alkohol yang titik bekunya rendah sehingga dapat digunakan mengukur suhu yang sangat rendah. Kekurangannya adalah alkohol tidak semengkilap air raksa sehingga pengamatannya tidak terlalu jelas.

10.  Termometer Maksimum Minimum Six Bellani

Bagian-bagian :
a. Reservoir
b. Pipa kapiler berisi raksa (suhu max).
c. Pipa kapiler berisi alkohol (suhu min)
d. Indeks penunjuk suhu maksimum
e. Indeks penunjuk suhu minimum
f. Tombol pengembali indeks
Termometer Six Bellani ini memiliki dua termometer yaitu yaitu termometer maksimum yang diisi oleh air raksa dan termometer minimum yang diisi oleh alkohol. Dan semua memiliki prinsip kerja pemuaian. Alat ini memiliki kelemahan karena data yang didapat kurang valid karena adabeda tingkat pemuaian antara raksa dan alkohol.Sedangkan kelebihannya yaitu dapat diperoleh data suhu maksimum dan minimum secara bersamaan.
Ø  Alat Pengukur Suhu Udara sekaligus Kelembaban Nisbi Udara

11.  Termohigrometer

Bagian-bagian :
a. Spiral Dwi Logam / Bimetal
b. Spiral benda higrokopis
c. Jarum penunjuk skala suhu (biru)
d. Jarum penunjuk skala kelembaban (merah)
e. Ventilasi
·         Fungsi : Mengukur suhu & kelembaban nisbi udara dalam 1 waktu.
·         Satuan alat : ºC dan %
·         Satuan pengukuran : ºC dan %
·         Ketelitian alat : 5ºC dan 1%
·         Prinsip kerja: Memuai higroskopitas dan muai logam
·         Cara kerja :Alat digantung dan biarkan dengan interval tertentu, lihat jarum yang menunjuk skala kelembaban itulah kelembaban serta jarum yang menunjuk skala suhu itulah suhu.
Alat ini memiliki kelebihan karena dari satu alat terdiri dua data yang didapat yaitu, suhu udara dan kelembaban nisbi udara. Kelembaban nisbi udara didasarkan pada prinsip termodinamika dan suhu udara dengan prinsip pemuaian air raksa, disamping itu alat ini sederhana dan praktis dalam pengoperasiannya.Kekurangannya adalah harus terlindungi dari sinar matahari dan tetesan hujan sehingga tidak dapat diletakkan di tempat yang terbuka.
12.  Termohigrograf

Bagian-bagian :
a. Lempeng dwi logam/bimetal
b. Rambut
c. Sistem tuas higrograf
d. Sistem tuas termohigrograf
e. Pena
f. Silinder kertas grafik
·         Fungsi : Mengukur suhu dan kelembaban udara dalam 1 waktu.
·         Satuan Alat : ºC dan %
·         Satuan Pengukuran : ºC dan %
·         Ketelitian Alat : 5ºC (termometer) dan 0,5% (higrometer)
·         Prinsip kerja : Perbedaan muai logam putih dan hitam
·         Cara kerja :
1.      Termograf : kenaikan suhu udara menyebabkan keping dwi logam memuai dan menggerakkan sistem tuas sehingga pena pencatat suhu udara bergerak dan menggores pada kertas grafik.
2.      Higrograf : kenaikan kelembaban udara menyebabkan rambut menyerap uap air sehingga rambut mengembang dan akan menggerakan sistem tuas sehingga pena kelembaban udara bergerak dan menggoreskan pada kertas grafik.

Prinsip kerja alat ini dengan pengembangan dan pengkerutan rambut akibat kelembaban didalamnya.Alat ini memberikan kejelasan data dengan gambar yang ada dikertas grafik berupa data kelembaban nisbi udara dan suhu udara dengan goresan yang tercatat dalam kertas grafik.Kelemahannya yaitu rambut yang digunakan harus benar-benar bersih untuk menjaga sifst higroskopisnya.
Ø  Alat Pengukur Suhu Air

13.  Termometer Maksimum-Minimum Permukaan Air

Bagian-bagian :
a. Reservoir
b. Pipa kapiler berisi raksa (suhu max).
c. Pipa kapiler berisi alkohol (suhu min)
d. Indeks penunjuk suhu maksimum
e. Indeks penunjuk suhu minimum
f. Pelindung reservoir
g. Pelampung
·         Fungsi : Mengukur suhu maksimum dan minimum permukaan air
·         Satuan Alat : ºC
·         Satuan Pengukuran : ºC
·         Ketelitian Alat : 0,5ºC
·         Prinsip kerja : Pemuaian air raksa
·         Cara kerja :Kenaikan suhu permukaan air menyebabkan alkohol dan air raksa memuai, pemuaian air raksa mendorong stif pada suhu tertentu. Bola suhu udara dingin air raksa mengkerut terdapat perbedaan tekanan atau kolom hampa dan kolom alkohol pada termometer minimun, maka air raksa bergerak ke termometer minimum mendorong stif sampai menuju suhu minimum tertentu.
Alat ini berprinsip kerja pada pemuaian zat cair.Kenaikan suhu permukaan air menyebabkan alkohol dan air raksa memuai, pemuaian air raksa mendorong stif pada suhu tertentu.Kelebihan thermometer ini adalah dapat menunjukkan suhu maksimum dan minimum air sekaligus dan reservoirnya aman di bawah pelindung. Kekurangannya adalah ada beda muai antara air raksa dan alkohol sehingga alat ini kurang teliti.

Ø  Alat Pengukur Suhu Tanah

14.  Termometer Permukaan Tanah

Bagian-bagian :
a. Termometer zat cair
b. Rerservoir
c. Statif kaki tiga
d. Tabung pelindung reservoir ventilasi
·         Fungsi : Mengukur suhu permukaan tanah
·         Satuan Alat : ºF
·         Satuan Pengukuran : ºC
·         Ketelitian Alat : 1ºF
·         Prinsip kerja : Pemuaian air raksa
·         Cara kerja :Perubahan suhu tanah akan menaikan air raksa menunjukkan suhu tanah pada skala tertentu.

Alat ini berprinsip kerja pada pemuaian air raksa. Kelebihannya yaitu mudah dan praktis dibawa,sederhana dalam pengoperasiannya-hanya saja tanah yang akan diukur udaranya harus ditata terlebih dahulu.Kekurangannya yaitu kemampuannya terbatas hanya untuk mengukur suhu diatas permukaan tanah.

15.  Termometer Tanah Selubung Kayu

Bagian-bagian :
a. Ujung sensor sampai jeluk 5 cm
b. Termometer zat cair
c. Pegangan tangan
d. Selubung kayu pelindung termometer
·         Fungsi : Mengukur suhu permukaan tanah dengan jeluk 5cm
·         Satuan Alat : F
·         Satuan Pengukuran : ºC
·         Ketelitian Alat : 1 F
·         Prinsip kerja : Pemuaian air raksa
·         Cara kerja :Termometer ditancapkan pada kedalaman yang diinginkan (0-10 cm), atau yang akan diamati, perubahan panas yang diterima oleh sensor akan memuaikan air raksa menunjukan skala tertentu pada saat itu.
Alat ini memiliki prinsip, kelebihan dan kekurangan yang sama seperti thermometer permukaan tanah, hanya saja alat ini lebih dalam jangkauan jeluk yang diukur, yaitu 0-10 cm.

16.  Termometer Tanah Tipe Bengkok

Bagian-bagian :
a. Reservoir untuk jeluk tanah 20 cm
b. Pipa kapiler berisi raksa
·         Fungsi : Mengukur suhu permukaan tanah dengan jeluk 20 cm.
·         Satuan Alat : ºC
·         Satuan Pengukuran : ºC
·         Ketelitian Alat : 1ºC
·         Prinsip kerja : muai air raksa
·         Cara kerja :Tanah digali pada kedalaman yang diinginkan (20 cm) setelah ujung reservior dimasukan kenaikan suhu tanah menyebabkan air raksa memuai dan akan mengisi kolom hampa udara sampai pada skala tertentu.

Kelebihan alat ini yaitu mudah dilihat skalanya setelah ditanam karena bentuknya bengkok. Kekurangannya yaitu harus menggunakan bor untuk melubangi tanah 20 cm karena hanya dapat mengukur pada kedalaman tersebut. Penggunaan bor ini dimaksudkan karena alat bisa rusak jika dipaksa masuk ke dalam tanah secara lanngsung.

17.  Termometer Tanah Tipe Symons

Bagian-bagian :
a. Pipa pelindung thermometer
b. Bagian sensor
c. Termometer zat cair
d. Reservoir
e. Rantai
·         Fungsi : Mengukur suhu tanah kedalaman 50 cm.
·         Satuan Alat : ºC
·         Satuan Pengukuran : ºC
·         Ketelitian Alat : 0,5ºC
·         Prinsip kerja : Pemuaian air raksa
·         Cara kerja :
1.      Cara Pemasangan :
a.       Dibuat lubang pada tanah dengan jeluk tertentu dengan bor.
b.      Bagian reservoir termometer dimasukkan lubang kemudian ditimbun kembali dengan tanah bekas galian.
2.      Cara Pengamatan :
a.       Termometer diangkat dari selubung bagian pelindung, suhu tanah dapat dibaca langsung pada skala yang ditunjuk.
b.      Pembacaan harus dilakukan dengan cepat.

Kelebihan alat ini yaitu termometer zat cairnya terlindung oleh pipa pelindung. Kekurangannya yaitu tanah harus dilubangi sedalam 50 cm dengan bor dan pembacaan skala suhu harus dilakukan dengan cepat saat skala terlihat agar tidak terpengaruh oleh suhu udara permukaan luar.

18.  Stick termometer (jeluk 100 cm)

Bagian-bagian :
a. Tangkai pemutar
b. Jarum penunjuk suhu
c. Tabung bejana berisi spiral logam sebagai penghantar
d. Ujung peka
·         Fungsi : Mengukur suhu tanah kedalaman 100 cm.
·         Satuan Alat : ºC
·         Satuan Pengukuran : ºC
·         Ketelitian Alat : 1ºC
·         Prinsip kerja : Muai zat cair bertekanan tinggi pada tabung bejana.
·         Cara kerja : Adanya tekanan, air raksa memuai dan akan menggerakan klep/pipa logam lunak sehingga gerigi berputar dan menggerakkan jarum penunjuk sampai skala tertentu.

Termometer ini adalah termometer yang prinsip kerjanya berdasarkan termometer biasa yang yang dimodifikasi untuk pengamatan suhu tanah. Yaitu dengan dibuat pelindung termometer atau dibuat bengkok, agar mudah dalam pengamatannya. Kelebihan alat ini yaitu mampu mengukur hingga kedalaman 100 cm dan skala mudah diamati karena berupa jarum penunjuk. Kekurangannya, harus mengebor tanah 100 cm terlebih dahulu untuk memasukkan stick-nya.

19.  Termometer maksimum dan minimum tanah

Bagian-bagian :
a. Bagian sensor
b. Pipa berisi zat cair (air raksa)
c. Jarum hitam penunjuk suhu sesaat
d. Jarum hijau penunjuk suhu maksimum
e. Jarum merah penunjuk suhu minimum
·         Fungsi : Mengukur suhu max dan min tanah.
·         Satuan Alat : ºC
·         Satuan Pengukuran : ºC
·         Ketelitian Alat : 0,5ºC
·         Prinsip kerja : Pemuaian air raksa pada tabung Bourdan
·         Cara Kerja :Termometer yang diletakkan di dalam tanah jika suhu naik maka akan ditunjukan oleh naiknya cairan air raksa dan jarum hijau yang akan berfungsi penunjuk suhu maksimum, sedang bila suhu turun akan ditunjukkan oleh naiknya cairan alkohol dan ditunjukan oleh jarum merah yang berfungsi sebagai penunjuk suhu minimum.

Kelebihan alat ini yaitu dapat mengukur suhu maksimum dan minimum tanah sekaliguskarena menggunakan tiga jarum penunjukdalam pembacaan skala. Kelemahannya, tidak praktis penggunaannya.

Ø  Alat Pengukur Panjang Penyinaran

20.  Solarimeter tipe Jordan

Bagian-bagian :
a. Silinder setengah lingkaran dengan sudut 60º
b. Celah sempit tempat masuknya sinar
c. Pelindung celah sempit
d. Sekrup pengatur kemiringan

·         Fungsi : Mengukur panjang penyinaran
·         Satuan Alat : jam
·         Satuan Pengukuran : %
·         Ketelitian Alat : 0,5 jam
·         Prinsip kerja: Berdasarkan reaksi fotokremis
·         Cara kerja :Berkas sinar yang masuk akan bereaksi dengan kalium Fero sianida atau Ferro amonim sitrat yang sebelumnya telah dioleskan pada kertas pias.Garam pero akan beroksidasi sehingga membentuk noda apabila kertas pias kita cuci dengan aquades. Dari panjang noda yang terbentuk akan dapat diukur panjang penyinaran aktual.
Alat ini berprinsip kerja pada reaksi fotokhemis yaitu pengaruh adanya cahaya terhadap kalium ferro sianida atau ferro ammonium sitrat.yang dioleskan pada kertas pias. Kelebihannya adalah melalui noda yang terlihat pada kertas pias dapat menunjukkan pengukuran pasang penyinaran yang aktual secara jelas. Kekurangannya, standar dari kepekaan baku terhadap sinar ditentukan oleh ketelitian penyiapan kertas pias, penyimpanannya harus rapat dan pengamatan atau pencatatan data tidak boleh ditunda sehingga kurang praktis penggunaannya. Karena pemakaian kurang praktis maka alat ini sering kali tidak dipergunakan.

21.  Solarimeter tipe Combell-Stokes

Bagian-bagian :
a. Lensa bola kaca pejal, r = 7,3 cm
b. Busur pemegang bola kaca pejal
c. Sekrup pengunci kedudukan lensa
d. Sekrup pengatur kemiringan
e. Mangkuk tempat kertas pias
·         Fungsi : Mengukur panjang penyinaran
·         Satuan Alat : jam
·         Satuan Pengukuran: %
·         Ketelitian Alat : 0,5 jam
·         Prinsip kerja alat : Pemfokusan sinar pada bola kristal
·         Cara kerja :Sinar yang datang difokuskan pada bola kristal yang dibawahnya ada kertas pias, jika sinar terfokus akan membuat/menimbulkan geresan hitam pada kertas hitam. Goresan ini yang digunakan yang digunakan untuk mengukur intensitas sinar matahari, ini dilakukan setiap hari. Pias combell-stokes tidak akan terbakar jika radiasi matahari minimum belum tercapai (kira-kira 0,2 sampai (n) cm-2 menit-1).

Pada solarometer tipe combell-stokes, gerakan matahari akan merubah fokus sepanjang hari dan jalur lubang sempit dapat diukur dalam satuan jam matahari yang bersinar terang sebagai panjang penyinaran aktual.Kelebihannya adalah biasanya alat ini dipasang di atas pilar beton yang ditanam sehingga posisinya tidak berubah dan alatnya tidak bergetar. Kelemahannya, panjang garis pembakaran / waktu terjadinya pengukuran tergantung pada kepekaan pias dan kejernihan bola kaca. Radiasi harga umumnya antara 0,2 cal / cm2 / menit sampai 0,4 cal / cm2 / menit, dimana di bawah intensitas ini tidak terjadi pencatatan. Selain itu, pembakaran pias ada kecenderungan melebar sehingga ada resiko hitungan terlalu besar.

Ø  Alat Pengukur Intensitas Penyinaran

22.  Aktinograf Dwi Logam

Bagian-bagian :
a. Lempeng logam warna putih
b. Lempeng logam warna hitam
c. Lembar kaca pyrex
d. Pena / penera grafik
e. Silinder kertas grafik

·         Fungsi : Mengukur intensitas penyinaran matahari
·         Satuan Alat : cm²
·         Satuan Pengukuran : kal/cm² per hari
·         Ketelitian Alat : 1 cm²
·         Prinsip kerja : Berdasarkan perbedaaan muai antara lempeng logam hitam dengan lempeng logam putih.
·         Cara kerja :Logam putih memantulkan radiasi yang jatuh kepermukaan, sedang logam hitam bersifat menerimanya sehingga perbedaan murni akan dapat menunjukkan besarnya intensitas radiasi matahari yang ditangkap oleh sensor.

Alat ini berprinsip pada beda muai logam hitam-putih yang memiliki sifat berlawanan terhadap adanya cahaya. Perbadaan muai inilah yang digunakan untuk menunjukkan besarnya intenstas matahari yang ditangkap sensor.Sebagai standar, kubah kaca harus permiable untuk panjang gelombang untuk panjang gelombang 0,28-2,8 angstrom. Untuk memberikan rekaman yang baik maka alat ini harus ditempatkan ditempat yang lebih luas.
Kelebihan dari alat ini adalah dapat dipergunakan untuk keperluan pencatatan rutin, relatif tidak mahal, dan dapat dijinjing. Kekurangannya, aktinograf dwi logam hanya merekam intensitas radiasi gelombang pendek matahari total, sehingga sensor yang disungkup dengan kubah kaca yang disyaratkan kedap terhadap radiasi gelombang panjang serta kelambanan dalam pembacaan sekitar 5 menit dengan nilai kesalahan sekitar 10-15%.

Ø  Alat Pengukur Kecepatan Angin

23.  Cup Anemometer

Bagian-bagian :
a. Mangkok anemo
b. Pencatat jarak
c. Tiang penyangga
·         Fungsi : Mengukur kecepatan angin
·         Satuan Alat : km
·         Satuan Pengukuran : km/jam
·         Ketelitian Alat : 1 km
·         Prinsip kerja : GGL induksi
·         Cara kerja : Dengan adanya baling-baling/mangkok yang berputar jika adanya angin, kecepatan sudut putar mangkok terhadap sumbu vertikal dan kecepatan sudut putar baling-baling pada sumbu horizontal sebanding dengan laju angin dan dengan desain sistem mangkok dan baling-baling yang baik. Dengan mengukur banyaknya baling-baling berputar melalui alat mekanik dapat diketahui kecepatan anginnya.

Alat ini untuk mengukur kecepatan angin rerata, bekerja pada prinsip system mekanik gir. Adapun satuan pengamatan yang digunakan menggunakan km/jam. Cup anemometer ini digunakan untuk pengamatan harian yang dipasang pada tiang atau menara. Kelebihannya adalah hasil pengukurannya dapat mewakili angin sampai ketinggian 10m dari tanah jika tidak penghalang. Namun kekurangan dari alat ini adalah penempatannya yang di atap bangunan akan menghasilkan pengukuran yang kurang akurat.


24.  Hand Anemometer

Bagian-bagian :
a. Mangkok anemometer
b. Speed meter
c. Skala beauford
d. Tangkai pegangan tangan
·         Fungsi : Mengukur kecepatan angin
·         Satuan Alat : m/s
·         Satuan Pengukuran : m/s
·         Ketelitian Alat : 1 m/s
·         Prinsip kerja : GGL induksi
·         Cara kerja : Angin menggerakkan anemometer (motor yang ada dalam kumparan) sehingga menimbulkan arus listrik yang akhirnya menimbulkan gerakan jarum penunjuk skala.
Alat ini bekerja pada system GGL induksi.Kelebihannya, alat ini bersifat porstable dan dilengkapi skala beaufor (skala kasar kecepatan angin sesaat yang dapat diduga dari gejala alam). Namun alat ini hanya mampu mengamati kecepatan angin sesaat sehingga pengamatan skala harus cepat.

25.  Biram Anemometer

Bagian-bagian :
a. Kipas anemo
b. Jarum pencatat jarak per 100 m
c. Jarum pencatat jarak per 1000 m
d. Pengunci
·         Fungsi : Mengukur kecepatan angin
·         Satuan Alat : m
·         Satuan Pengukuran : m/s
·         Ketelitian Alat : 1 m/s
·         Prinsip kerja : Sistem mekanik
·         Cara kerja :Benda mencari angin (posisi terkunci) memutar kunci yang akan menyebabkan kipas bergerak/jam. Kunci dibuka maka jarum akan bergerak tentukan interfal waktu.
Alat ini bekerja pada system mekanik roda gigi motor dan digunakan untuk pengamatan periode pendek. Kelebihan alat ini yaitu praktis digunakan, namun kekuranganya pengamatan baru bisa dilakukan pada hari berikutnya.

Ø  Alat Pengukur Evaporasi

26.  Piche Evaporimeter

Bagian-bagian :
a. Tabung kaca tempat air yang berskala dalam satuan mm.
b. Kawat penjepit tempat meletakkan kertas berpori.
c. Penggantung
·         Fungsi : Mengukur evaporasi
·         Satuan Alat : ml
·         Satuan Pengukuran : mm
·         Ketelitian Alat : 0,1 ml
·         Prinsip kerja : Selisih tinggi permukaan air.
·         Cara kerja :
·         Air yang terdapat dalam pinche evaporimeter akan menguap (yang terdapat pada tabuing yang berisi air). Kertas saring dan air dihubungkan dengan pipa kapiler yang menjaga supaya kertas saring selalu kering dan jenuh. Dari pembacaan berturut-turut volume air yang tinggal ditabung pengukur dapat diketahui banyaknya air yang hilang karena penguapan setiap saat.
Alat ini bekerja pada pengukuran selisih tinggi permukaan air yaitu selisih tinggi air hari pertama dan hari kedua.Kelebihan dari piche evporimeter adalah penggunaanya lebih mudah dan murah. Kekurangannya, alat ini tidak dapat mengukur secara langsung baik penguapan dari permukaan air dalam alam, evapotranspirasi nyata, maupun evapotransporasi potensial.

27.  Panci Evaporasi kelas A

Bagian-bagian :
a. Panci evaporasi (d:120,7cm, t:25cm, tbl: 0,8cm)
b. Rangka kayu / besi
c. Tabung peredam riak atau gelombang (d : 10cm)
d. Hook (batang kall) dan skala ukur (nonius)
e. Sekrup pemutar batang pengukur
·         Fungsi : Mengukur penguapan
·         Satuan Alat : mm
·         Satuan Pengukuran : mm
·         Ketelitian Alat : 0,02 mm
·         Prinsip kerja : Perbedaan ketinggian antara awal pengukuran dan akhir pengukuran akibat penguapan air.
·         Cara kerja : Setiap pemutar batang pengukur disetel sehingga hook menempel pada awal air, tunggu beberapa menit dan disetel kembali sehingga hook menempel pada air dan diukur antar selisih awal dan akhir akibat evaporasi tersebut.
Alat ini berprinsip sama dengan pitche evaporimeter, bedanya yaitu menggunakan Hook dan skala nonius dengan prinsip pelampung untuk pengamatannya. kelebihan alat ini ketelitian dapat mencapai 0.02 m dan merupakan dasar berbagai teknik untuk memperkirakan penguapan danau atau evapotranspirasi. Namun kekurangannya, kesalahan yang besar dari pengukuran evaporasi terletak pada tinggi air dalam panci, muka air selamanya dikembalikan pada tinggi semula yaitu 5cm di bawah bibir panci.








BAB VI
PENUTUP

A.    KESIMPULAN

·         Alat-alat anasir cuaca yang digunakan pada stasiun klimatologi antara lain alat pengukur curah hujan, kelembaban nisbi udara, pengukur suhu udara, pengukur suhu dan kelembaban nisbi udara, pengukur suhu air, pengukur suhu tanah, pengukur panjang penyinaran matahari, pengukur intensitas penyinaran, pengukur kecpatan angin, dan pengukur evaporasi.
·         Data yang dihasilkan oleh masing-masing alat pengukur anasir cuaca memiliki kualitas yang berbeda-beda.
·         Pengamatan data secara manual memerlukan pemantauan yang lebih rajin dan teliti, namun bila salah satu alat rusak tidak akan mengganggu kinerja alat yang lain.

B.     SARAN

·           Sebelum melaksanakan praktikum harus diperiksa dan diteliti telebih dahulu agar terhindar dari kesalahan (human error)













DAFTAR PUSTAKA

Fontain, A. 2002.Meteorology. (http://www.kompas.com). Diakses pada 17 N0vember 2010.
Prawiroardoyo, S. 1996. Meteorologi. Institut Teknologi Bandung, Bandung.
Setiawan, A. C. 2003. Otomatisasi stasiun cuaca untuk menunjang kegiatan pertanian. (http://www.bmg.ac.id). Diakses tanggal 17 November 2010.
Wisnubroto, S. 1999. Meteorologi Pertanian Indonesia. Mitra Gama Widya, Yogyakarta.
Manan, M.E., M. A. Nusirwan, dan Soedarsono. 1986. Alat pengukur Cuaca di Stasiun Klimatologi, Jurusan Geomet, FPMIPA, IPB, Bogor.



LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI
ACARA II
PENGAMATAN SUHU UDARA PADA LAHAN SAWAH, TEGALAN DAN KEBUN CAMPUR
 














KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
20112


BAB I
PENDAHULUAN


A.    LATAR BELAKANG
           
Klimatologi pertanian merupakan suatu cabang ilmu pengetahuan tentang hubungan antara keadaan cuaca dan problema-problema khusus kegiatan pertanian, terutama membahas pengaruh perubahan cuaca dalam jangka pendek. Pengamatan dan penelaahan ditekankan pada data unsur cuaca mikro yakni keadaan dari lapisan atmosfer permukaan bumi kira-kira setinggi tanaman atau obyek pertanian tertentu yang bersangkutan. Selain itu dalam hubungan yang luas, klimatologi pertanian mencakup pula lama musim pertanian, hubungan antara laju pertumbuhan tanaman atau hasil panen dengan faktor atau unsur-unsur cuaca dari pengamatan jangka panjang.
Untuk menentukan iklim suatu tempat atau daerah diperlukan data cuaca yang telah terkumpul lama (10-30 tahun)yang didapatkan dari hasil pengukuran cuaca dengan alat ukur yang khusus atau instrumentasi klimatologi. Alat‑alat yang digunakan harus tahan lama dari pengaruh‑pengaruh buruk cuaca untuk dapat setiap waktu mengukur perubahan cuaca. Alat dibuat sedemikian rupa agar hasil pengukuran tidak berubah ketelitiannya. Pemeliharaan alat yang baik membawa keuntungan pemakaian lebih lama.
Pemasangan alat di tempat terbuka memerlukan persyaratan tertentu agar tidak salah ukur, harus difikirkan tentang halangan dari bangunan‑bangunan ataupun pohon‑pohon di dekat alat. Agar data yang diperoleh dapat dibandingkan, kemudian perbedaan data yang didapat bukanlah akibat kesalahan prosedur, tetapi betul‑betul akibat iklimnya yang berbeda. Berdasakan hal tersebut perlunya adanya pengetahuan mengenai alat-alat klimatologi tersebut, baik dari kegunaan atau fungsinya dan cara menggunakannya. Pengetahuan akan Agriklimatologi sangat dibutuhkan guna menunjang kemampuan praktikan dalam melakukan kegiatan pertanian. Pada praktikum ini dibahas tentang pengenalan alat klimatologi pertanian, suhu udara, suhu tanah, kelembaban udara dan penguapan air pada lahan tegalan, kebun rumput, sawah dan kebun campur. Pada Praktikum kali ini akan dilakukan pengukuran dan pengamatan suhu udara pada lahan tegalan, sawah, kebun campur, dan kebun rumput dan juga hal ini berhubungan langsung dengan manusia dan kehidupannya dan penting untuk dipelajari dan dipahami. Ada beberapa jenis termometer (alat pengukur suhu) diantaranya Termometer maksimum, termometer minimum, termometer bola basah dan kering, dan alat pencatat otomatis (termograf, termohidrograf).

B.          TUJUAN
1.)    Mengetahui suhu udara di atas ( ketinggian 1,2 m dan 2,0 m) lahan sawah,tegalan, kebun rumput dan kebun campur setiap jam selama 2 hari.
2.)    Mengetahui besarnya dan saat (waktu) suhu udara maksimum da nminimm di atas (ketinggian 1,2dan 2,0 m)lahans awah,tegalan,kebun rumput dan kebun campur

                                                  





BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

            Suhuudaraadalahukuranenergykinetik rata – rata daripergerakanmolekul-molekul.  Energitersebutbiasterdapatbersumberdariradiasimatahari, danradiasibumisendiri.Karakteristiksuhu di dekatpermukaanbumiberbedadengansuhuudarasecaraumum (Handoko,1994).
                   Padaumumnyasuhu di nusantaraterutamaberkaitandenganketinggian di ataspermukaanlaut.Setiappertumbuhanketinggian 100 m, suhunyamenurun, selanjutnyadengansituasidankondisi yang sama; 0,6derajat. Padasuhu yang lebihrendahtumbuhnyatanamanmenjadilebihlambat (Vink, 1984).
Suhudipermukaanbumimakinrendahdenganbertambahnyalintangsepertihalnyapenurunansuhumenurutketinggian.Bedanya, padapenyebaransuhusecaravertikalpermukaanbumimerupakansumberpemanassehinggasemakintinggitempatmakasemakinrendahsuhunya.Rata-rata penurunansuhuudaramenurutketinggiancontohnya di Indonesia sekitar 5 ˚C – 6 ˚C tiapkenaikan 1000 meter.Karenakapasitaspanasudarasangatrendah, suhuudarasangatpekatpadaperubahanenergydipermukaanbumi.Diantaraudara, tanahdan air, udaramerupakankonduktorterburuk, sedangkantanahmerupakankonduktor terbaik (Handoko, 1994).
              SuhuudaraadalahkeadaanpanasataudinginnyaudaraAlatuntukmengukursuhuudaraatauderajatpanasdisebut thermometer.BiasanyapengukurdinyatakandalamskalaCelcius (C), Reamur (R), dan Fahrenheit (F).Suhuudaratertinggidimukabumiadalahdidaerahtropis (sekitarekuator) danmakinkekutubsemakindingin. Di lainpihak, padawaktukitamendakigunung, suhuudaraterasadinginjikaketinggiansemakinbertambah. Kita sudahmengetahuibahwatiapkenaikanbertambah 100 meter makasuhuakanberkurang (turun) rata-rata 0,6 ˚C. Penurunansuhusemacaminidisebut gradient temperatureverticalataulapse rate.Padaudarakering, lapse rateadalah 1 ˚C  (Benyamin, 1997).
              Radiasisuryamerupakanunsuriklim/cuacautama yang akan mempengaruhi keadaanunsuriklim/cuacalainnya. Perbedaanpenerimaanradiasisuryaantartempat di permukaanbumiakanmenciptakanpolaangin yang selanjutnyaakanberpengaruhterhadapkondisicurahhujan, suhuudara, kelembabannisbiudara, dan lain-lain. Pengendaliiklimsuatuwilayahakansangatberbedadaripengendaliiklim di bumisecaramenyeluruh(LIPI,2008).
              Penyebaran suhu diatas permukaan bumi di sebabkan oleh beberapa faktor yaitu :
1)      Jumlah Radiasi yang diterima per hari, per tahun, per musim.
2)      Pengaruh daratan dan lautan
3)      Pengaruh Elevansi
4)      Ketinggian tempat
5)      Pengaruh dari aspek
6)      Pengaruh dari panas laten
7)      Pengaruh angin
8)      Adveksi merupakan pengaruh dari sifat atmosfer oleh pergerakan udara arah horizontal (Chambers,1978).
              Intensitas radiasi matahari saat cuaca mendung dan tertutup awan terhalang sehingga mempengaruhi panas bumi dan mempengaruhi radiasi bumi mengakibatkan perubahan suhu udara. Sedangkan apabila saat cuaca sangat cerah dan tidak berawan maka radiasi sinar matahari ke bumi tidak terhalang (Bourke,1968).



















BAB III
METODE PRAKTIKUM

A.    ALAT DAN BAHAN
Alat yang digunakan dalam praktikum ini antara lain :
a.)    Thermometer
b.)    Sangkar Cuaca
c.)    Senter
d.)   Penujuk waktu
e.)    Alat tulis
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah
a.)    Lahan yang akan diamati (Tegalan, Sawah, Kebun Campur, dan Kebun Rumput)

B.     PROSEDUR KERJA
1.)    Disiapkan semacam sangkar cuaca pada masing – masing penggunaan lahan.
2.)    Diletakkan (digantungkan) termometer pada sangkar cuaca pada masing – masing penggunaan lahan pada ketinggian 120 cm dan 200 cm. Dihindarkan termometer terkena radiasi atau sinar matahari langsung.
3.)    Dicatat suhu udara setiap jam selama 2 hari (lembar pencatatan ada di bagian lampiran).
4.)    Dibuat grafik hubungan antara suhu udara (sumbu y) dan waktu (sumbu x). Kemudian ditentukan besarnya dan waktu suhu maksimum dan minimum.



BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.    HASIL
Data pengamatan suhu udara pada 4 lahan berdasarkan tebel berikut:

Data pengamatan suhu udara pada 4 lahan berdasarkan grafik :
               

                             
B.     PEMBAHASAN
              Suhu udara adalah derajat dari energi kinetik pergerkan dari molekul – molekul udara. Energi tersebut bisa terdapat bersumber dari radiasi matahari, dan radiasi bumi sendiri. Karakteristik suhu di dekat permukaan bumi berbeda dengan suhu udara secara umum.
              Pengamatan dilakukan pada 4 jenis lahan, yakni lahan sawah, lahan tegalan, lahan rumput gajah, dan lahan kebun campur. Dari hasil pengamatan selama 2 hari pada 2 ketinggian  tersebut banyak sekali perbedaan suhunya, yang pertama pada lahan tegalan dapat terlihat pada hasil pengamatan atau grafik lahan tegalan menunjukan bahwa dari 2 ketinggian tersebut pada 120 cm lebih tinggi dibandingkan 200 cm, berarti semakin rendah ketinggian maka suhu udara akan semakin tinggi, hal ini disebabkan karena radiasi permukaan maka semakin rendah atau mendekat permukaan suhu udara akan rendah.
                        Berikutnya berdasarkan grafik menunjukan dari kedua ketinggian suhu tertinggi dicapai pada pukul 10:00 dan terendah sekitar pukul 00: 00 dan data ini berarti meskipun dengan perbeda ketinggian tetap keduanya sama ketika suhu tinggi terjadi pada siang hari tepatnya pukul 10:00 mencapai suhu 28°C derajat sedangkan ketika suhu rendah terjadi pada pagi hari yakni sekitar pukul 00.00 sampai 05:00 mencapai suhu 20 °C. Hal ini dikarenakan pada siang hari matahari meskipun sudut datang matahari tidak tepat di atas kepala dan suhu udara rendah di malam hari dikarenakan udara pada mlaam dan pagi hari tidak dipengaruhi panas sinar matahari sehingga suhu menjadi dingin dan rendah.
              Kemudian pada lahan sawah dapat terlihat pada data hasil pengamatan atau grafik lahan sawah menunjukan bahwa dari 2 ketinggian tersebut pada 200 cm selalu lebih tinggi dibandingkan 120 cm, berarti pada lahan sawah semakin rendah ketinggian suhu udara turun, hal ini disebabkan karena pada lahan tegalan udara tidak dipengaruhi oleh permukaan akibatnya udara yang dekat permukaan bergerak bebas yang nantinya akan mempengaruhi radiasi matahari secara langsung dan mengurangi atau mempengaruhi radiasi gelombang panjang permukaan.
              Berikutnya berdasarkan grafik menunjukan suhu tertinggi pada pukul 14:00 pada ketinggian 200 cm mencapai 32°C dan suhu tertinggi pada ketinggian 120 cm pada pukul 12:00 mencapai 29°C. Sedangkan pada ketinggian 200 cm suhu terendah pada pukul 01:00 dan 06:00 dan suhu terendah pada ketinggian 120 cm pukul 06:00 hari pertama dan pukul 07:00 hari kedua , data tersebut menunjukkan dengan perbedaan ketinggian suhu tertinggi sama-sama terjadi pada siang hari dan suhu udara terendah terjadi pada pagi hari. hal ini dikarenakan pada siang hari matahari berada tepat pada posisi kepala sehingga jarak atar matahari semakin dekat meskipun pada ketinggian 200 cm pada pukul 14:00 bisa disebabkan faktor awan yang menghalangi sudut datang radiasi matahari dan suhu udara rendah di malam hari dikarenakan udara pada mlam dan pagi hari tidak dipengaruhi panas sinar matahari sehingga suhu menjadi dingin dan rendah.
              Pada lahan kebun campur dapat terlihat pada data hasil pengamatan atau grafik lahan sawah menunjukan bahwa dari 2 ketinggian tersebut selalu stabil, menunjukan bahwa dari 2 ketinggian tersebut suhu udara pada 120 cm lebih tinggi dibandingkan 200 cm, berarti semakin rendah ketinggian maka suhu udatra akan semakin tinggi, hal ini disebabkan karena radiasi permukaan maka semakin rendah atau mendekat permukaan suhu udara akan rendah. Berikutnya berdasarkan grafik menunjukan dari kedua ketinggian suhu tertinggi dicapai pada pukul 11:00 di hari kedua dan terendah sekitar pukul 05:00 di hari pertama, data tersebut menunjukkan dengan perbedaan ketinggian suhu tertinggi sama-sama terjadi pada siang hari dan suhu udara terendah terjadi pada pagi hari. hal ini dikarenakan pada siang hari matahari berada tepat pada posisi kepala sehingga jarak antar matahari semakin dekat dan suhu udara rendah di malam hari dikarenakan udara pada malam dan pagi hari tidak dipengaruhi panas sinar matahari sehingga suhu menjadi dingin dan rendah. Namun terjadi penurunan drastis pada ketinggian 200 cm pada pukul 13:00 hari pertama yang seharusnya terjadi kenaikan suhu tapi berbanding terbalik. Hal ini dikarenakan adanya faktor lingkungan ataupun ketelitian dalam pengamatan.
              Pada lahan kebun rumput dapat terlihat pada hasil pengamatan atau garafik lahan kebun rumput menunjukan bahwa dari 2 ketinggian tersebut suhu udara pada 120 cm lebih tinggi dibandingkan 200 cm, berarti semakin rendah ketinggian maka suhu udatra akan semakin tinggi, hal ini disebabkan karena radiasi permukaan maka semakin rendah atau mendekat permukaan suhu udara akan rendah.
              Berikutnya berdasarkan grafik menunjukan dari kedua ketinggian suhu tertinggi dicapai pada pukul 14:00 dan terendah sekitar pukul 05:00 – 06:00 dan data ini berarti meskipun dengan perbeda ketinggian tetep keduanya sama ketika suhu tinggi terjadi pada siang hari tepatnya pukul 14:00 sedangkan ketika suhu rendah terjadi pada pagi hari yakni sekitar pukul 05:00 – 06:00. hal ini dikarenakan pada siang hari matahari berada tepat pada posisi kepala sehingga jarak atar matahari semakin dekat dansuhu udara rendah di malam hari dikarenakan udara pada mlam dan pagi hari tidak dipengaruhi panas sinar matahari sehingga suhu menjadi dingin dan rendah. Selain itu dapat dilihat pada hari terakhir di sore hari suhu udara menjadi sangat rendah, hal ini dikarenakan faktor hujan. Curah hujan yang tinggi akan mempengaruhi tinggi rendahnya suhu udara di suatu tempat.
             Suhu udara pada 4 lahan di ketinggian 120 cm dari data pengamatan menunjukkan suhu udara tertinggi pada pukul 13:00 mencapai 36°C, berarti pada saat  tersebut matahari sedang berada tepat diatas kepala atau tegak lurus dengan permukaan, akibatnya radiasi matahari lebih tinggi dan radiasi gelombang panjang membesar. Dan suhu terendah pada saat pukul 06:00 pagi hari pertama dan 07:00 pada pagi kedua dan hal ini dikarenakan pada pagi hari suhu udara tidak dipengaruhi radiasi matahari dan dipengaruhi faktor lain seperti kelembaban, penguapan, angin dan tekanan udara. Dari perbandingan ke empat lahan, yang suhu udaranya paling tinggi adalah lahan tegalan dan suhu terendah pada lahan sawah.
            Suhu udara pada 4 lahan di ketinggian 200 cm dari data pengamatan menunjukkan suhu udara tertingg pada pukul 13:00 mencapai 38°C, berarti pada saat  tersebut matahari sedang berada tepat diatas kepala atau tegak lurus dengan permukaan, akibatnya radiasi matahari lebih tinggi dan radiasi gelombang panjang membesar. Dan suhu terendah pada ssaat pukul 02:00 sampai 06:00 (pagi hari pertama), hal ini dikarenakan pada pagi hari suhu udara tidak dipengaruhi radiasi matahari dan dipengaruhi faktor lain seperti kelembaban, penguapan, angin dan tekanan udara. Dari perbandingan ke empat lahan, yang suhu udaranya paling tinggi adalah lahan tegalan dan suhu udara terendahnya pada lahan kebun rumput dan sawah.
            Dalam hasil praktikumsuhu udara yang paling tinggi adalah lahan tegalan karena lahan tegalan yang mempunyai suhu yang paling tinggi. Hal tersebut dikarenakan sinar matahari langsung jatuh kelahan tersebut, tanpa adanya naungan dari pohon atau tumbuh-tumbuhan lain. Sedangkan pada lahan sawah udara relatif lebih rendah karena, dipengaruhi oleh dekatnya lahan sawah dengan sumber air yang mempengaruhi tingginya suhu, namun pada lahan kebun campur terdapat banyak pepohonan dengan tajuk yang lebar sehingga memberi naungan pada lahan kebun campur yang berakibat rendahnya suhu dibandingkan dengan kedua lahan lainnya.
            Hasil dari penelitian tersebut tidak menunjukan hal yang sama seperti uraian diatas. Hal ini mungkin disebabkan karena alat yang sudah sedikit rusak atau praktikan yang kurang teliti dalam membaca skala thermometer
BAB V
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
1.       Suhu merupakan suatu konsep yang tidak mudah didefinisikan.Suhu skala tertentu dengan menggunakan berbagai tipe thermometer. 
2.       Penyebaran suhu diatas permukaan bumi disebabkan oleh beberapa faktor yaitu: Jumlah radiasi yang diterima per hari, per musim dan per tahun. Pengaruh daratan dan lautan merupakan pengaruh elevasi Semakin tinggi suatu tempat dari atas permukaan laut maka semakin rendah suhunya. 
3.       Suhu udara di permukaan diantaranya dipengaruhi oleh ketinggian tempat tipe tanah, penutup tanah, jumlah radiasi yang diterima, dan sebagainaya.


B.     SARAN
1.      Lebih teliti dalam membaca skala termometer cukup dilakukan oleh satu orang.
2.      Memeriksa terlebih dahulu alat – alat terutama termometer yang di pakai pada acara 2 ini









DAFTAR PUSTAKA
Benyamin Lakitan, 1994, Dasar-dasar Klimatologi, PT Raja Grafindo Persada Paper . No. 27.FAO, Rome.
Lakitan Benyamin. 1994. Dasar-dasar klimatologi. PT Rajagrafindo persada, Jakarta.

Tjasyono Bayong. 2004. Klimatologi. ITB, Bandung

Handoko, 1983. Klimatologi Dasar, Landasan Pemahaman Fisika Atmosferdan Unsur-Unsur Iklim. IPB. Bogor.
Handoko. 1992. Klimatologi dasar . Jurusan Geofisika dan Meteorologi FMIPA IPB : Bogor.

Bourke, P.M.A., 1968. Introductoin The Aims Of Agrometeorologi In Agroklimatological Metthods, Proc, Of Reading Stmposium; UNESCO

Cambers, R. E. 1987. Klimatologi Pertanian Dasar. Bagian Klimatologi Pertanian Departemen Ilmu-Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor;Bogor






LAPOTAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI
ACRA III

PENGAMATAN SUHU TANAH PADA LAHAN SAWAH,
TEGALAN, KEBUN CAMPUR, DAN KEBUN RUMPUT

 









DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDRAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
D 3 PERENCANAAN SUMBERDAYA LAHAN
PURWOKERTO
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang

Tanah terdiri atas hancuran batu-batuan. Sifat-sifat tanah bergantung pada besar kecilnya partikel-partikel yang merupakan komponen-komponen tanah tersebut.
Tanah mengandung partikel-partikel mineral, sisa-sisa tanaman dan binatang, air, berbagai gas dan komposisi lainnya yang menjadikan tanah tersebut menjadi subur, yang menjamin berlangsungnya kehidupan berbagai makhluk di bumi.
Suhu  tanah merupakan  hasil dari keseluruhan radiasi yang merupakan kombinasi emisi panjang gelombang dan aliran panas dalam tanah. Suhu tanah juga disebut intensitas panas dalam tanah dengan satuan derajat Celcius, derajat Fahrenheit, derajat Kelvin dan lain-lain.
Suhu pada tanah perlu diukur, karena suhu tanah ini sangat mempengaruhi mikroflora dan mikrofauna yang terkandung dalam tanah yang menguntungkan dan menyuburkan tanah setempat. Suhu tanah ini dipengaruhi oleh intensitas radiasi matahari. Intensitas radiasi matahari yang diterima oleh bumi dipengaruhi oleh ketinggian suatu tempat terhadap matahari dan tebal tipisnya lapisan ozon di atmosfer. Semakin dekat kedudukannya terhadap matahari, maka intensitas cahaya matahari yang diserap tanah akan semakin tinggi sehingga suhu permukaan tanah biasanya akan semakin tinggi. Fenomena terjadinya pemanasan global yang terjadi sekarang ini adalah karena menipisnya lapisan ozon yang berfungsi untuk menyerap radiasi matahari sebelum sampai ke bumi, karena lapisan ozon semakin menipis maka kemampuannya untuk menyerap radiasi matahari semakin berkurang akibatknya intensitas radiasi matahari yang diterima oleh bumi akan sangat tinggi, sehingga suhu tanah akan menjadi semakin tinggi.
Suhu tanah yang terlalu tinggi (ekstrim) bisa mematikan mikroflora dan mikrofauna tersebut sehingga tanah menjadi tidak subur, selain itu dapat mengganggu aktivitas fotosintesis, dan respirasi tumbuhan. Untuk menghindari pengaruh radiasi matahari tersebut, maka teknik pemulsaan (mulching) pada tanah yaitu menutupi permukaan tanah dengan jerami, sisa-sisa tanaman, kompos atau bahan lainnya, dapat dilakukan karena salah satu manfaatnya adalah selain mempertahankan kelembaban dan suhu tanah juga dapat mendorong penyerapan unsur hara oleh akar-akaran juga dapat mempertahankan keberadaan mikroflora dan mikrofauna sehingga kesuburan tanah tersebut dapat terjaga.

B.     Tujuan Praktikum

Tujuan praktikum pada acara III ini adalah :

1.      Mengetahui suhu tanah pada lahan tegalan, sawah, dan kebun campuran pada permukaan, kedalaman 25, 50, 75, dan 100 cm setiap jam selama 2 hari
2.      Mengetahui besarnya dan saat (waktu) suhu tanah maksimum dan minimum pada permukaan, kedalaman 25, 50, 75, dan 100 cm setiap jam selama 2 hari

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Landasan Teori
Suhu tanah adalah derajat dari energi kinetik pergerakan dari molekul-molekul tanah. aEnergi kinetik tersebut seperti suhu udara juga bersumber dari radiasi matahari dan pertukaran bahang di permukaan bumi. Mekanisme pertukaran bahang dipermukaan bumi menentukan proses-proses yang terjadi di dekat permukaan bumi (Hidayati dan Risdiyanto, 1999). Menurut Rozari (1993) bahwa pertukaran bahang dipermukaan bumi maerupakan masalah pendting yang berhubungan dengan keadaan seluruh atmosfer.
Didalam tanah proses pertukaran bhang ditentukan oleh sifat fisika tanah, seperti struktur, tekstur, kandungan air (kelengasan), dan suhu tanah. Sifat-sifat fisika tanah tersebut menentukan panas spesifik tanah (c) dan kapasitas tanah (C). Hubungan keduanya bahwa kapasitas tanah berbanding lurus antara panas spesifik tanah dan masa jenis tanah (p), C=pc. Kapasitas tanah menentukan jumlah panas yang dikandung oleh tanah. Apabila ada penambahan atau pengurangan jumlah panas ditentukan oleh suhu tanah, maka C=dQ/dT. Hubungan ini menunjukan bahwa persentuhan partikel tanah yang berbeda suhu mengakibatkan perpidahan panas atau bahang antar partikel. Jika tanah terdiri dari beberapa jenis lapis, maka perbedaan suhu antar lapisan berakibat pada perpindahan panas yang berlangsung secara konduksi. Dengan de,ikian suhu tanah harian sangat ditentukan oleh cuaca diatasnya. Pada kondisi yang normal pola fluktuasi suhu tanah harian (diurnal) di dekat permukaan mirip dengan suhu udara diatasnya, tetapi tidak demikian dengan pola fluktuasi menurut kedalaman.
Variasi suhu tanah harian ditentukan oleh variasi penerimaan radiasi matahari yang mempengaruhi pertukaran bahang antar lapisan tanah. Suhu maksimum yang dicapai oleh tanah mengalami keterlambatan kurang lebih 1 jam setelah puncak radiasi matahari maksimum dicapai. Suhu tanah dalam berbagai kedalaman berfluktuasi secara serasi yang dapat dinyatakan dalam fungsi sinosoidal. Setiap lapisan tanah pada kedalaman yang berbeda mencapai suhu maksimum dan minimum tidak dalam waktu yang bersamaan, melainkan ada waktu selang antar lapisan. Selang waktu tersebut menurut Rosenberg (1976) dapat ditulis dalam rumus sebagai berikut

(t1-t2)=(z2-z1)/2x{p/απ)1/2

t1 dan t2 = selang waktu untuk mencapai maksimum atau  minimum
z2 dan z1 = lapisan tanah 1 dan 2, p = periode osilasi, dan α = difusitas panas tanah
Penggunaan lahan berpengaruh terhadap suhu udara maupun suhu tanah. Pengunaan lahan dapat berupa sawah, tegalan, kebun campur, pekarangan, hutan produksi. Kelima sistem itu memiliki karakteristik yang berbeda. Tanaman dan benda-benda yang ada diatas permukaan bumi ini berpengaruh terhadap penerimaan radiasi matahari (Santosa, 1999). Perbedaan penerimaan radiasi  matahari dan kecepatan perpindahan bahang menyhebabkan perbedaan suhu udara disekeliling pengunaan lahan. Santosa (1999) menyatakan apabila fluktuasi radiasi matahari masuk ke lantai hutan tinggi suhu tanah dan udara cenderung tinggi.
Suhu biasanya diamati pada kedalaman 5, 10, 20, 50, dan 100 cm. Untuk keperluan ini telah dibuat termometer   sesuai dengan kedalamannya. Pengukuran suhu tanah dilakukan pada tanah yang tertutup oleh rumput maupun tanah yang terbuka. Pengukuran biasanya dilakukan dalam areal stasiun pengamatan. Areal tidak boleh ternaungi dan tergenang air, hal ini harus dihindari. Termometer   dilindungi dengan pagar kawat dan dijaga agar tanah disekitarnya tidak terganggu. 
Prinsip kerja termometer tanah hampir sama dengan termometer biasa, hanya bentuk dan panjangnya berbeda. Pengukuran suhu tanah lebih teliti daripada suhu udara. Perubahannya lambat sesuai dengan sifat kerapatan tanah yang lebih besar daripada udara.
Sampai kedalaman 20 cm digunakan termometer   air raksa dalam tabung gelas dengan bola ditempatkan pada kedalaman yang diinginkan. Ciri-ciri dari termometer   tanah adalah pada bagian skala dilengkungkan.halini dibuat adalah untuk memudahkan dalam pembacaan termometer   dan menghindari kesalahan paralaks.
Termometer tanah untuk kedalaman 50 cm dan 100 cm bentuknya berbeda dengan kedalaman lain. Termometer berada dalam tabung gelas yang berisi parafin, kemudian tabung diikat dengan rantai lalu diturunkan dalam selongsong tabung logam ke dalam tanah sampai kedalaman 50 cm atau 100 cm.Pembacaan dilakukan dengan mengangkat termometer dari dalam tabung logam, kemudian dibaca. Adanya parafin memperlambat perubahan suhuketika termometer terbaca di udara. Termometer tanah pada kedua kedalaman ini bila meruapakan suatu kapiler yang panjang dari mulai permukaan tanah, mudah sekali patah apabila tanah bergerak turun atau pecah karena kekeringan
Pengamatan suhu tanah sebetulnya dilakukan pada kedalaman 0 cm, 5 cm, 10 cm, 20 cm, 30 cm, 50 cm dan 100 cm. Pengukuran dilakukan pada tanah tertutup rumput dan pada permukaan tanah terbuka. Cara pembacaan termometer tanah tidak berbeda dengan pembacaan pada termometer bola kering.
Pengukuran suhu tanah pada lapisan atas perlu dilakukan lebih intensif (lebih sering) dari pada interval kedalaman yang lebih dalam, karena fluktuasi suhu tanah lebih besar dan perubahan suhu yang berlangsung lebih cepat pada lapisan atas tanah tersebut. Dengan pertimbangan ini World Meteorogical Organization (WMO) merekomendasikan pengukuran tanah pada kedalaman 5, 10, 20, 50 dan 100 cm. Pengamatan suhu tanah pada kedalaman 5, 10 dan 20 cm dilakukan tiga kali sehari, sedangkan yang 50 dan 100 cm dilakukan satu kali pada sore hari.
Hal yang perlu diperhatikan adalah harus diusahakan agar membaca termometer dengan cepat dan cermat sehingga menghindarkan kesalahan paralaks. Untuk kedalaman 5 sampai 30 cm biasanya dipakai termometer yang bisa dibaca dari luar, sedangkan untuk kedalaman 50 cm dan 100 cm biasanya dipakai termometer air raksa yang dimasukkan dalam tabung yang kuat.
Suhu tanah berpengaruh terhadap proses-proses metabolisme dalam tanah, seperti mineralisasi, respirasi mikroorganisme dan akar serta penyerapan air dan hara oleh tanaman. Laju fluks panas ke dalam tanah ditentukan gradien suhu dan konduktivitas tanah yang nilai dipengaruhi oleh lengas dan bahan organik.
Fluktuasi suhu tanah bergantung pada kedalaman tanah. Karena pola tingkah laku perambatan panas tersebut, maka fluktuasi suhu tanah akan tinggi pada permukaan dan akan semakin kecil dengan bertambahnya kedalaman. Suhu tanah maksimum pada permukaan tanah akan tercapai pada saat intensitas radiasi matahari mencapai maksimum, tetapi untuk lapisan yang lebih dalam, suhu maksimum tercapai beberapa waktu kemudian. Semakin lama untuk lapisan tanah yang lebih dalam. Hal ini disebabkan karena dibutuhkan waktu untuk perpindahan panas dari permukaan ke lapisan-lapisan tanah tersebut.
Panas yang diterima permukaan tanah ditransfer ke dalam lapisan tanah yang lebih dalam melalui proses Konduksi. Panas yang diterima oleh permukaan tanah diteruskan ke dalam lapisan tanah yang lebih dalam melalui konduksi. Panas yang dijalarkan akan memerlukan waktu. Akibatnya suhu maksimum dan minimum di dalam tanah akan mengalami keterlambatan. Makin lama pemanasan permukaan tanah maka makin dalam pula suhu permukaan akan terasa ke lapisan yang lebih dalam.
Suhu tanah umumnya rata-rata lebih besar daripada suhu daripada suhu di atmosfer sekelilingnya. Hal ini disebabkan oleh penyimpanan panas di tanah lebih lama daripada di udara. Suhu tanah yang tertutup tanaman lebih kecil daripada suhu tanah gundul, karena tanaman memerlukan energi untuk keperluan transpirasi.



BAB III
METODE PRAKTIKUM
A.    Alat dan Bahan

Alat yang digunakan adalah termometer dan lubang-lubang tanah berparalon dan paying.
Bahan yang digunakan terdiri atas borang pengamatan suhu tanah pada beberapa kedalaman, alat pencatat, lahan sawah, tegalan, kebun campur.

B.     Prosedur kerja

1.      Disiapkan tempat pengamatan suhu tanah pada masing-masing pengunaan lahan dengan cara membuat lubang (membor) tanah menurut kedalaman 5 (permukaan), 25, 50, 75, dan 100 cm dan dipasang paralon pada lubang tersebut supaya tidak tertimbun tanah.
2.      Diletakan termometer pada masing-masing lubang tanah pada masing-masing penggunaan lahan. Dihindarkan termometer dari injakan kaki
3.      Dicatat suhu udara pada setiap jam selama 2 hari.
4.      Dibuat tabel data suhu tiap kedalaman di tiap,pengunaan lahan
5.      Dibuat grafik hubungan antara suhu tanah (sumbu y) dan waktu (sumbu x) setiap kedalaman tanah. Kemudian ditentukan besarnya dan waktu suhu maksimum dan minimum suhu tanah.

BAB IV
HASIL PRAKTIKUM

A.    Data Pengamatan

Data Suhu Tanah Lahan Kebun Campur




Data Suhu Tanah Lahan Sawah




Data Suhu Tanah Lahan Kebun Rumput
Hari Pertama
 


























Grafik Suhu Tanah Hari Kedua

Data Suhu Tanah Lahan Tegalan

B.     Pembahasan

Lama penyinaran surya adalah lamanya surya bersinar cerah sampai kepermukaan bumi dalam periode satu hari, diukur dalam jam. Halangan terhadap sinar matahari kepermukaan bumi terutama awan, aerosols dan kabut. Kecerahan dapat juga terganggu oleh benda-benda penyusun atmosfer lainnya. Lama penyinaran ditulis dalam satuan jam sampai nilai-nilai persepuluhan atau sering ditulis dalam nilai persen perhari. (Anonirn,2007 )
Suhu dinyatakan sebagai derajat panas atau dingin yang diukur berdasarkan Skala tertentu dengan menggunakan termometer. Satuan Suhu yang biasa digunakan adalah derajat celcius, sedangkan di Inggris dan dibeberapa negara lainnya dinyatakan dengan derajat farenheit.
Suhu tanah dapat di ukur dengan menggunakan alat yang dinamakan termometer tanah selubung logam. Suhu tanah ditentukan oleh panas matahari yang menyinari bumi. Intensitas panas tanah dipengaruhi oleh kedudukan permukaan yang menentukan besar sudut datang, letak digaris lintang utara dan selatan dan tinggi dari permukaan laut.
Suhu tanah merupakan hasil dari keseluruhan radiasi yang merupakan kombinasi emisi panjang gelombang dan aliran panas dalam tanah. Suhu tanah juga disebut intensitas panas dalam tanah dengan satuan derajat Celcius, derajat Fahrenheit, derajat Kelvin dan lain-lain.
Tanah dapat dipandang sebagai campuran antara partikel, mineral, dan organik dengan berbagai ukuran dan komposisi. Suhu tanah dapat diukur dengan menggunakan alat yang dinamakan termometer tanah selubung logam. Suhu tanah ditentukan oleh panas matahari yang menyinari bumi. Intensitas panas tanah dipengaruhi oleh kedudukan permukaan yang menentukan besar sudut datang, letak garis lintang utara dan selatan dan tinggi dari permukaan laut. Sejumlah sifat tanah juga menentukan suhu tanah antara lain intensitas warna tanah, komposisi, panasienis tanah, kemampuan dan kadar legas tanah.
Salah satu fungsi tanah yang terpenting adalah tempat tumbuhnya tanaman. Akar tanaman dalam tanah menyerap kebutuhan utama tumbuhan yaitu air, nutrisi, dan oksigen. Oksigen sangat penting untuk mendukung kehidupan makhluk hidup dan memungkinkan terjadinya pembakaran bahan bakar. Nitrogen merupakan penyubur tanah. Udara juga melindungi bumi dari radiasi berbahaya yang berasal dari ruang angkasa.


Faktor-faktor yang mempengaruhi suhu tanah :

a.       Faktor lingkungan
1.      Radiasi matahari
2.      Radiasi dari awan
3.      Konduksi panas dari atmosfer
4.      Kondensasi 
5.      Penguapan
6.      Curah hujan
7.      Vegetasi
b.    Faktor tanah
1.      Keterhantaran dan difusivitas panas
2.      Kapasitas panas
3.       Aktifitas biologi
4.      Radiasi dari matahari
5.      Struktur, tekstur dan kelembaban
6.      Garam-garam terlarut
7.      Intensitas Warna
8.      Intensitas warna tanah
9.      Komposisi tanah
10.  Kedalaman tanah
11.  Kemampuan dan kadar legas tanah
  
Selain dipengaruhi oleh hal – hal diatas, tinggi rendahnya suhu tanah juga dapat mempengaruhi :
  1. Sifat Fisik Tanah yaitu Struktur, tekstur, porositas, warna, slope
Apabila strukturnya padat maka porositas rendah, kebalikannya struktur remah maka porositas tinggi sehingga proses pengaliran lancer. Apabila warnanya terang daya pantulnya tinggi daya serapnya rendah begitu sebaliknya warna gelap maka daya pantul rendah, daya serap panas tinggi sehingga suhu naik.
  1. Kondisi Air,
Apabila tanah banyak mengandung air maka suhu yang terserap akan banyak digunakan untuk penguapan.
  1. Kandungan Bahan Organik
BO mempunyai kemampuan untuk menahan energi, menyerap air, kandungan unsure hara tinggi dan memperbaiki struktur tanah.
  1. Situasi Lingkungan baik Fisik maupun Biotik
Lingkungan Fisik meliputi kelembapan udara, radiasi, angin. Lingkungan biotik meliputi vegetasi yang ada di permukaan tanah. Sehingga tanah merupakan penghantar panas yang jelek, karena begitu mendapatkan sumber panas, sumber tersebut akan terus ditangkap sampai maksimum/tidak mampu lagi, setelah itu baru dialirkan secara konduksi. Jika ada reradiasi, terdapat pembebasan radiasi tanah maka reradiasinya semakin tinggi dan suhu yang dilepas semakin tinggi pula, setara Hukum Black Body Radiation. Digunakan untuk menjaga keseimbangan suhu dalam tanah.




1. Tegalan

Suhu tanah Maksimum yaitu Sebesar 280C dan kelembaban maksimumsebesar 210C.
2. Sawah
Suhu tanah Maksimum yaitu sekitar 280C dan kelembaban maksimumsebesar 180C. Pada hari yang beerbeda.
3. Kebun Campur 
Suhu tanah Maksimum yaitu Sebesar 290C dan kelembaban maksimumsebesar 200C.
4.  kebun rumput
Suhu tanah Maksimum yaitu sekitar 380C dan kelembaban maksimumsebesar 240C. Pada hari yang beerbeda.


BAB V
KESIMPULAN
1.      Suhu tanah minimum pada semua lahan
Kedalaman (cm)
Suhu (0C)
Waktu
Kebun campur
5 cm
22,5
07.00
25 cm
20
02.00
50 cm
21
01.00
75 cm
25
02.00
100 cm
24
21.00
Tegalan
5 cm
21
02.00
25 cm
25
03.00
50 cm
26
11.00
75 cm
27
17.00
100 cm
27
17.00
Sawah
5 cm
18
05.00
25 cm
26
23.00
50 cm
27
01.00
75 cm
25
18.00
100 cm
24
22.00
Kebun rumput
5 cm
24
05.00
25 cm
25
21.00
50 cm
25
17.00
75 cm
26
24.00
100 cm
26
21.00


1.      Suhu tanah maksimum pada semua lahan
Kedalaman (cm)
Suhu (0C)
Waktu
Kebun campur
5 cm
26
13.00
25 cm
25
17.00
50 cm
29
21.00
75 cm
28
13.00
100 cm
27
13.00
Tegalan
5 cm
28
17.00
25 cm
28
17.00
50 cm
28
22.00
75 cm
28
17.00
100 cm
28
23.00
Sawah
5 cm
27
17.00
25 cm
29
04.00
50 cm
28
04.00
75 cm
28
18.00
100 cm
29
12.00
Kebun rumput
5 cm
38
17.00
25 cm
31
13.00
50 cm
29
07.00
75 cm
29
03.00
100 cm
29
21.00

Suhu tanah di setiap kedalam tentu berbeda-beda, hal itu disebabkan oleh faktor yang mempengaruhinya terutama banyak sedikitnya radiasi matahari yang di serap oleh permukaan bumi.


DAFTAR PUSTAKA
http://teknologibenih.blogspot.com/2009/10/pengukuran-suhu-tanah.html
(http://esdeel.co.cc/


LAPORAN PRAKTIKUM
AGROKLIMATOLOGI

ACARA IV
PENGAMATAN KELEMBABAN NISBI PADA LAHAN SAWAH,
TEGALAN, DAN KEBUN CAMPUR


 







DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDRAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
D 3 PERENCANAAN SUMBERDAYA LAHAN
PURWOKERTO
2012
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
          Kelembaban relatif adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan jumlah uap air yang terkandung di dalam campuran air-udara dalam fase gas. Menurut Waryono,(1987), kelembaban nisbi merupakan perbandingan jumlah uap air yang ada di udara dengan nilai jenuh udara pada suhu dan tekanan tertentu. Satuan dari kelembaban nisbi adalah persentase. Kelembaban nisbi suatu lapisan udara pada suatu daerah tertentu dapat diukur menggunakan suatu alat yang disebut psikhrometer. Kelembaban nisbi berhubungan erat dengan suhu udara, karena suhu udara menentukan kemampuan udara memegang uap air. Kelembaban nisbi sangat dipengaruhi oleh kepadatan fluks radiasi matahari yang sampai dipermukaan bumi. Apabila fluks radiasi matahari sampai dipermukaan bumi tinggi, maka suhu udara tinggi dan kelembaban udara cenderung rendah (udara kering). Sebaliknya apabila kerapatan fluks radiasi matahari rendah, maka suhu udara nisbi rendah danke lembaban nisbi udara cenderung tinggi (udara lembab).
       Kelembaban nisbi pada suatu tempat dipengaruhi oleh kerapatan vegetasi atau penggunaan lahan. Pada waktu curah hujan tinggi di wilayah yang vegetasinya lebat menyebabkan suhu udara rendah dan kelembaban nisbi udara tinggi.Sebaliknya pada keadaan yang sama tetapi vegetasinya renggang menyebabkan suhu udara lebih tinggi (hangat), dan kelembaban nisbi udara lebih rendah




B.     Tujuan
Tujuan praktikum kali ini adalah:
      1.            Mengetahui kelembaban nisbi udara dilahan sawah, tegalan, kebun campur setiap jam selama tiga hari
      2.            Mengetahui saat kelembaban nisbi udara maksimum dan minimum diataslahan sawah, tegalan, dan kebun campur




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

              Kelembapan adalah konsentrasi uap air di udara. Angka konsentasi ini dapat diekspresikan dalam kelembapan absolut, kelembapan spesifik atau kelembapan relatif. Alat untuk mengukur kelembapan disebut higrometer. Sebuah humidistat digunakan untuk mengatur tingkat kelembapan udara dalam sebuah bangunan dengan sebuah pengawalembap (dehumidifier). Dapat dianalogikan dengan sebuah termometer dan termostat untuk suhu udara. Perubahan tekanan sebagian uap air di udara berhubungan dengan perubahan suhu. Konsentrasi air di udara pada tingkat permukaan laut dapat mencapai 3% pada 30 °C (86 °F), dan tidak melebihi 0,5% pada 0 °C (32 °F).
Kelembaban udara menggambarkan kandungan uap air di udara yang dapat dinyatakan sebagai kelembaban mutlak, kelembaban nisbi (relatif) maupun defisit tekanan uap air. Kelembaban mutlak adalah kandungan uap air (dapat dinyatakan dengan massa uap air atau tekanannya) per satuan volum. Kelembaban nisbi membandingkan antara kandungan/tekanan uap air aktual dengan keadaan jenuhnya atau pada kapasitas udara untuk menampung uap air. Kapasitas udara untuk menampung uap air tersebut (pada keadaan jenuh) ditentukan oleh suhu udara. Sedangkan defisit tekanan uap air adalah selisih antara tekanan uap jenuh dan tekanan uap aktual. Masing-masing pernyataan kelembaban udara tersebut mempunyai arti dan fungsi tertentu dikaitkan dengan masalah yang dibahas (Handoko,1994).
Semua uap air yang ada di dalam udara berasal dari penguapan. Penguapan adalah perubahan air dari keadaan cair kekeadaan gas. Pada proses penguapan diperlukan atau dipakai panas, sedangkan pada pengembunan dilepaskan panas. Seperti diketahui, penguapan tidak hanya terjadi pada permukaan air yang terbuka saja, tetapi dapat juga terjadi langsung dari tanah dan lebih-lebih dari tumbuh-tumbuhan. Penguapan dari tiga tempat itu disebut dengan Evaporasi(Karim,1985).
Kelembaban udara dalam ruang tertutup dapat diatur sesuai dengan keinginan. Pengaturan kelembaban udara ini didasarkan atas prinsip kesetaraan potensi air antara udara dengan larutan atau dengan bahan padat tertentu. Jika ke dalam suatu ruang tertutup dimasukkan larutan, maka air dari larutan tersebut akan menguap sampai terjadi keseimbangan antara potensi air pada udara dengan potensi air larutan. Demikian pula halnya jika hidrat kristal garam-garam (salt cristal bydrate) tertentu dimasukkan dalam ruang tertutup maka air dari hidrat kristal garam akan menguap sampai terjadi keseimbangan potensi air (Lakitan, 1994).










BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan
   >ALAT:
  1.Psikhometer
  2.Alat tulis
 >BAHAN:
  1.Table data kelembapan nisbi udara
  2.Lahan sawah,tegalan, dan kebun campur

B. Prosedur Kerja
1.Disiapkan semacam sangkar cuaca pada masing-masing penggunaan lahan.
2.Disiapkan psikhrometer yang pada bagian tangki termomter bola basah sudah diberi air.
3.Diletakan (digantungkan psikhrometer tersebut pada semacam sangkar cuaca pada masing-masing penggunaan lahan pada ketinggian 120 cm.dihindarkan psikhrometer  terkena radiasi atau sinar matahari langsung dengan cara dipayungi.
4.Dicatat suhu pada termometer  bola basah dan bola kering udara setiap jam selama 3 hari.
5.Dibaca kelembapan nisbi udara pada psikhrometer dengan cara membaca tabel penetapan kelembapan nisbi.
6.Dinuat grafik hubungan antara kelembapan nisbi udara (sumbu Y) dan waktu (sumbu X).Kemudian di tentukan besaranya dan waktu kelembapan nisbi udara maximum dan minimum.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.    HASIL  PRAKTIKUM

GRAFIK KELEMBABAN NISBI LAHAN KEBUN CAMPUR



GRAFIK KELEMBABAN NISBI LAHAN SAWAH
                               
GRAFIK KELEMBABAN NISBI LAHAN KEBUN RUMPUT
HARI PERTAMA










HARI KEDUA
 

















GRAFIK KELEMBABAN NISBI LAHAN TEGALAN
HARI PERTAMA



HARI KEDUA



B.     PEMBAHASAN

Kelembaban nisbi atau kelembaban relatif, yaitu bilangan yang menunjukkan berapa persen perbandingan antara jumlah uap air yang terkandung dalam udara dan jumlah uap air maksimum yang dapat ditampung oleh udara tersebut. Menurut Waryono,(1987), kelembaban nisbi merupakan perbandingan jumlah uap air yang ada diudara dengan nilai jenuh udara pada suhu dan tekanan tertentu. Satuan dari kelembaban nisbi adalah persentase. Kelembaban nisbi suatu lapisan udara pada suatu daerah tertentu dapat diukur menggunakan suatu alat yang disebut psikhrometer. Kelembaban nisbi berhubungan erat dengan suhu udara, karena suhu udara menentukan kemampuan udara memegang uap air.Kelembaban nisbi sangat dipengaruhi oleh kepadatan fluks radiasi matahari yang sampai dipermukaan bumi. Apabila fluks radiasi matahari sampai dipermukaan bumi tinggi, maka suhu udara tinggi dan kelembaban udara cenderung rendah (udara kering). Sebaliknya apabila kerapatan fluks radiasi matahari rendah, maka suhu udara nisbi rendah danke lembaban nisbi udara cenderung tinggi (udara lembab). Kelembaban nisbi pada suatu tempat dipengaruhi oleh kerapatan vegetasi atau penggunaan lahan. Pada waktu curah hujan tinggi di wilayah yang vegetasinya lebat menyebabkan suhu udara rendah dan kelembaban nisbi udara tinggi.Sebaliknya pada keadaan yang sama tetapi vegetasinya  renggang menyebabkan suhu udara lebih tinggi (hangat), dan kelembaban nisbi udara lebih rendah.Pengaruh keberadaan tumbuhan terhadap suhu dan  kelembaban  nisbi udara telah diteliti oleh Sudrajat (1996) dibawah tegakan (hutan ) jati,

1. Tegalan

Kelembaban Nisbi Maksimum yaitu Sebesar 96% dan kelembaban maksimumsebesar 34 %. Pada hari yang beerbeda.
2. Sawah
Kelembaban Nisbi Maksimum yaitu sekitar 96% dan kelembaban maksimumsebesar 47 %. Pada hari yang beerbeda.

3. Kebun Campur 
Kelembaban Nisbi Maksimum yaitu Sebesar 100% dan kelembaban maksimumsebesar 54 %.
4.  kebun rumput
Kelembaban Nisbi Maksimum yaitu sekitar 96% dan kelembaban maksimumsebesar 47 %. Pada hari yang beerbeda.

Pada hari yang beerbeda.Suhu dan kelembaban nisbi udara juga dipengaruhi oleh kandungan air tanah.pada musim hujan di wilayah lahan kering bervegetasi rapat kadar air tanahtinggi menyebabkan suhu udara rendah dan kelembaban nisbi udara tinggi danbahkan dapat mencapai 100% ( Susilo, 1999)

BAB V
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1. Suhu dan kelembaban nisbi udara juga dipengaruhi oleh kandungan air tanah.pada musim hujan di wilayah lahan kering bervegetasi rapat kadar air tanahtinggi.
2. Kelembaban nisbi atau kelembaban relatif, yaitu bilangan yang menunjukkanberapa persen perbandingan antara jumlah uap air yang terkandung dalamudara dan jumlah uap air maksimum yang dapat ditampung oleh udara tersebut
3. Berdasarkan hasil pengamatan di lahan sawah, tegalan dan kebun campur diperoleh nilai maksimum dan minimum pada masing-masing lahan yaitu:
a. Tegalan
Kelembaban Nisbi Maksimum yaitu Sebesar 96% dan kelembabanminimum sebesar 34%.
b. Sawah
Kelembaban Nisbi Maksimum yaitu sekitar 96% dan kelembaban minimum sebesar 47 %.
.c. Kebun Campur
 Kelembaban Nisbi Maksimum yaitu Sebesar 100% dan kelembaban minimum sebesar 54 %.
d. Kebun Rumput
 Kelembaban Nisbi Maksimum yaitu Sebesar 96% dan kelembaban minimum sebesar 47 %.





Daftar Pustaka
http://v3sites.blogspot.com/2011/06/kelembaban-udara-dan-pengukurannya.html





LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI
ACARA 1
PENGENALAN ALAT PENGAMATAN CUACA (IKLIM)



 













KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
D3 ILMU TANAH
PURWOKERTO
2012
BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Penguapan atau evaporasi adalah proses perubahan molekul didalam keadaan cair (contohnya air) dengan spontan menjadi gas (contohnya uap air). Proses ini adalah kebalikan dari kondensasi. Umumnya penguapan dapat dilihat dari lenyapnya cairan secara berangsur-angsur ketika terpapar pada gas dengan bolume signifikan.
Rata-rata molekul tidak memiliki energi yang cukup untuk lepas dari cairan. Bila tidak, cairan akan berubah menjadu uap dengan cepat. Ketika molekul-molekul saling bertumbukkan, mereka saling tukar energi dalam berbagai derajat, tergantung bagaimana mereka bertumbukkan. Terkadang transfer energi ini begitu berat sebelah, sehingga salah satu moleul mendapatkan energy yang cukup buat menembus titik didih cairan. Bila ini terjadi di dekat permukaan cairan, molekul tersebut dapat terbang ke dalam gas dan menguap.
Evaporasi (penguapan) terjadi ketika air dipanaskan oleh sinar matahari, permukaan molekul-molekul air memiliki cukup eergi melepaskan ikatan molekul air tersebut kemudian terlepas dan mengambang sebagai uap air yang tidak terlihat di atmosfer.Hujan turun dari awan, adanya awan belum tentu turunnya hujan.Hujan baru turun bila butir-butir air di awan bersatu menjadi besar dan mempunyai daya berat yang cukup dan suhu dibawah awan haris lebih rendah daru suhu awan itu sendiri, maka butir-butir air yang tealh besar dan berat jatuh sebagai hujan.
Curah hujan yang dinyatakan dalam millimeter (mm) yaitu tinggu lapisan air yang jatuh di atas permukaan tanah, andai kata air tidak meresap kedalam tanah, mengalir atau terjadi penguapan akan mempunyai bolume liter. Curah hujan sering disebut prepitasi. Prepitasi adalah air dalam bentuk cair atau padat yang mengendap ke bumi yang selalu didahului oleh proses kondensasi atau sublimasi atau kombinasi keduanya yang sering dinyatakan dalam (mm). uap air merupakan sub=mber prepitasi seperti hujan dan salju. Jumlah uap air yang terkandung dalam udara merupakan indikatir potensi atmosfer untuk terjadinya prepitasi. Kandungan uap air di atmosfer hanya kurang dari 2% dari total volume di atmosfer. Kadungan uap air dapat bervariasi antara 0% hingga 3% di daerah lintang menengah dan dapat mencapai 4% di daerah tropika basah.
B.     TUJUAN
Tujuan praktikum pada acara V adalah :
1.      Mengetahui penguapan harian pada lahan sawah, tegala, kebun campur, dan kebun rumput selama 3 hari.
2.      Mengetahui penguapan harian yang paling besar dari ketiga penggunaan lahan.

















BAB II
TINJAUAN PUSATAKA

Penguapan adalah pengubahan cairan/es menjadi gas (uap air). Proses ini bisa berlangsung pada permukaan bumi (benda mati) ataupun pada permukaan tanaman (benda hidup). Penguapan yang diperankan oleh benda mati disebut evaporasi, sedangkan penguapan yang diperankan oleh tanaman disebut transpirasi.Dibidang pertanian kedua penguapan berjalan bersamaan, maka penguapan ini disebut evapotranspirasi.Evapotranspirasi juga disebut kebutuhan konsumtif tanaman. Proses ini merupakan komponen dasar daur hidrologi yang membutuhkan energi. Proses ini juga membutuhkan energi yang cukup besar yaitu l.k 2.442 KJ/kg air atau 583 cal/g air. Pada penguapan ini terjadi hilangnya air dan terambilnya energi dari permukaan benda yang menguap.
Prinsip utama penguapan adalah perbedaan tekanan uap di permukaan dan di udara ( Dalton, 1882 ).
E = ( es-ed ).f(u)
E = evaporasi , es = tekanan uap jenuh pada suhu udara di permukaan air, dan ed = tekanan uap pada suhu titik embun, dan f(u) = fungsi kecepatan angin.
Dengan demikian evaporasi ditentukan oleh jumlah air, suhu udara, dan kecepatan angin.Doorenbos dan Pruitt (1977) menyatakan bahwa evaporasi permukaan tanah ditentukan oleh kejenuhan tanah, suhu udara, kelembaban nisbi udara, dan kecepatan angin.
Pengukuran evapotranspirasi meliputi evapotranspirasi potensial dan evapotranspirasi aktual. Evapotranspirasi potensial (ETo) adalah penguapan air dari areal tanaman rumput hijau setinggi 8-15 cm dengan ketinggian seragam dan seluruh permukaan tanah teduh tanpa bagian yang menerima sinar matahari langsung, rumput masih tumbuh aktif tanpa kekuranagn air (Doonrenbos dan Pruitt, 1977). Eto ini dapat diduga dengan menggunakan rumus empiris. Rumus yang digunakan dapat dengan metode Biancy-cridle, Radiasi, dan Penman. ETo juga dapat diukur langsung dengan panci evaporasi, yaitu panci evaporasi klas A, diameter 121 cm dan kedalaman panic 25,5 cm.
Penguapan bisa dihitung secara gravimetri.Cara ini kurang teliti, tetapi setidaknya memberikan gambaran kasar berapa penguapan harian di suatu tempat, misalnya pada rumah kaca.Besarnua penguapan ini dapat digunakan sebagai dasar pemberian air dalam pot di suatu tempat. Pada acara ini akan dipraktikkan pendugaan penguapan air dengan panci evaporasi.


























BAB III
METODE PRAKTIKUM

A.    ALAT DAN BAHAN
Bahan yang digunakan terdiri atas lahan sawah, tegalan, kebun campur, dan kebun rumput, air ledeng (sumur), borang pengamatan, dan alat pencatat. Alat yang digunakan adalah panic evaporasi yang terdiri atas tatakan kayu (palet) dan panic plastic diameter 60 cm, dan mistar pengamatan, eber untuk mengisi air.

B.     PROSEDUR KERJA
1.      Disiapkan sebuah panci evaporasi
2.      Panci evaporasi ditempatkan diatas palet pada lahan sawah, tegalan, kebun campur, kebun rumput. Kemudian panci diisi air lk 0,5 – 0,6 tebal panci evaporasi, tempatkan mistar pengamatan dan biarkan permukaan air tenang.
3.      Kemudian pada waktu yang tercatat (missal pkl. 17.00 WIB) amati tinggi permukaan air pada mistar pembacaan dan dicatat tingginya (mm0). Bairkan air dalam panci menguap selama 24 jam. Hari berikutnya pada waktu yang sama dilakukan pembacaan permukaan air yang kedua dan dicatat tingginya (mm1). Pekerjaan seperti ini dilakukan selama 3 hari dengan cara dan waktu yang sama.









BAB IV
HASIL PRAKTIKUM

            Hasil pengamatan evaporasi tiap penggunaan lahan adalah sebagai berikut :


mm0
mm1
mm2
Sawah
20
19,7
19,3
Tegalan
20,4
19,9
19,5
Kebun Campur
20
19,8
19,6
Kebun Rumput
20,8
20,6
18,8





















BAB V
PEMBAHASAN

Evaporasi secara umum dapat didefinisikan dalam sua kondisi, yaitu : (1) evaporasi yang berarti proses penguapan yang terjadi secara alami, dan (2) evaporasi yang dimaknai dengan proses penguapan yang timbul akibat diberikan uap panas 9steam) dalam suatu peralatan. Evaporasi dapt diartikan sebagai proses penguapan dari liquid (cairan) dengan penambahan panas (Robert B. Long, 1995). Panas dapat disuplai dengan berbagai cara, diantaranya secara alami dan penambahan steam. Evaporasi didasarkan pada proses pendidihan secara intensif yaitu; pemberian panas kedalam cairan, pembentukan gelembung-gelembung akibat uap, pemisahan uap dari cairan, dan mengkondensasikan uapnya. Evaporasi atau penguapan juga dapatdidefinisikan sebagai perpindahan kalor ke dalam zai cair mendidih (Warren L. Mc Cabe, 1999).
Penguapan atau evaporasi adalah proses perubahan molekul didalam keadaan cair (contohnya air) dengan spontan menjadi gas (contohnya uap air). Proses ini adalah kebalikan dari kondensasi. Umumnya penguapan dapat dilihat dari lenyapnya cairan secara berangsur-angsur ketika terpapar pada gas dengan volume signifikan.
Rata-rata molekul tidak memiliki energi yang cukup untuk lepas dari cairan. Bila tidak, cairan akan berubah menjadu uap dengan cepat. Ketika molekul-molekul saling bertumbukkan, mereka saling tukar energi dalam berbagai derajat, tergantung bagaimana mereka bertumbukkan. Terkadang transfer energi ini begitu berat sebelah, sehingga salah satu moleul mendapatkan energy yang cukup buat menembus titik didih cairan. Bila ini terjadi di dekat permukaan cairan, molekul tersebut dapat terbang ke dalam gas dan menguap.
Dalam proses evaporasi di pengaruhi oleh beberapa faktor yang memperngaruhi cepat atau lambatnya air hilang dari tanah ke udara/ atmosfer, yaitu :
1)      Faktor-faktor eksetrnal yang dapat mempengaruhi evaporasi
a.       Intensitas matahari; panjang gelombang sinar matahari yang sampai ke permukaan tanah. Panjang gelombang yang sampai ke permukaan tanah yaitu sekitar 550 µm sampai 850 µm.
b.      Lamanya penyinaran; matahari merupakan sumber ebergi bagi bumi. Energy radiasi matahari yang mencapai permukaan bumi disebut isolasi. Beberapa jenis sinar yang diradiasikan yaitu ultraviolet, visible light/ cahaya tampak, dan infra red. Ultraviolet merupakan sinar yang terbanyak sampai permukaan bumi. Sinar gelombang pendek sangat berbahaya bagi makhluk hidup, karena dapat bersifat lethal effect, yaitu mematikan. Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi matahari yang diterima bumi : (1) jarak dari matahari (jauh – dekat), (2) sudut pandang radiasi (berhubungan dengan intensitas radiasi), (3) panjang hari dan lamanya penyinaran (berhubungan dengan garis lintang), (4) kondisi atmosfer (adanya gas, uap air, dan debu halus).
c.        Suhu; suhu dapat mempengaruhi beberapa proses, salah satunya adalah evaporasi. Peningkatan suhu sampai pada titik optimum akan diikuti oleh peningkatan proses evaporasi. Peningkatan suhu disekitar tanah akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan air dalam tanah (evaporasi cepat). Pada musim kemarau dimana peningkatan suhu sangat tinggi, maka akan mempengaruhi evaporasi. Sedangkan pada musim kemarau suhu udara relatif lebih rendah dari musim kemarau, sehingga evaporasi akan berjalan lebih lembat.
d.      Kelembaban; kelembaban adalah banyaknya kadar uap air di udara. Kandungn uap air di udara akan mencapai suatu batasan dimana udara tidak dapat menerima lagi tambahan uap air, disebut udara jenuh. Kejenuhan udara dapat terjadi bila udara terus diambah uap airnya. Jika suhu udara turun atau didinginkan, kandungan uap air di atmosfer dinyatakan tekanan uap. Dan jika di suatu tempat itu kembabannya tinggi maka akan mempengaruhi laju evaporasi, dikarenakan kelembaban yang mengandung uap air ini akan menekan uap air yang ada dan menguap ke udara. Beigtu juga sebaliknya, kelembaban rendah maka laju evaporasi akan semain cepat.
e.       pH tanah; pengujian pH tanah dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu dengan menggunakan kertas lakmus, dengan meggunakan kertas indicator universal, dan alat pH meter Beckman H5. Ion H+ dalam tanah dapat berada dalam keadaan terjerap.
2)      Faktor-faktor yang memepengaruhi evaporasi dari internalnya, yaitu :
a.       Tekstur tanah
b.      Struktur tanah
c.       Porositas tanah
d.      Konsistensi tanah
Evaporasi atau penguapa yang terjadi di lahan kebun campur relatif konstan dengan nilai 0,2 mm penguapan per harinya. Di lahan tegalan, penguapan terjadi sangat banyak antara 0,4 hingga 0,5 mm per harinya, disebabkan faktor sinar matahari yang sangat banyak didapatkan di lahan tegalan, sehingga penguapan semakin cepat dan semakin banyak volumenya sedangkan di lahan kebun campur sinar amtahari cenderung tertutupi vegetasi pohon jati yang ada sehingga kurang begitu terpengaruhi oleh sinar matahari. Begitu pula di lahan kebun rumput, penguapan cukup banyak, sinar matahari tidak terhalangi oleh rumput-rumput yang ada karena rumput cenderung pendek-pendek sehingga tidak terlalu berpengaruh.
Mekanisme pengukuran evaporasi pada praktikum ini adalah, dengan meletakkan panci evaporasi diatas palet kayu dalam setiap penggunaan lahan, yaitu – sawah, tegala, kebun campur, dan kebun rumput – selama 3 hari berturut-turut.Panci evaporasi yang sudah diletakan diatas palet kayu, kemudian diisi dengan air sampai dengan ketinggian 20 cm, kemudian dilakukan pencatatan data pengukuran.
















V.PENUTUP

A.     KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang diperoleh dari hasil pengamatan :
·         Faktor yang mempengaruhi evapotranspirasi adalah radiasi surya, temperatur, angin,          kualitas air , tekanan udara.
·         Semakin tinggi radiasi matahari yangditerima, semakin besar evapotranspirasinya.
·         Semakin tinggi suhu, semakin besar evapotranspirasinya.
·         Tingkat evaporasi tertinggi pada lahan tegalan dan terendah kebun campur, kemungkinan pengaruh lingkungan sekitarnya

B.     SARAN
·         Sebaiknya pemulaian praktikum tepat waktu.
·         Alat yang digunakan sebaiknya diteliti dahulu apakah rusak atau tidak.
















DAFTAR PUSTAKA
Guslim. 2009. Agroklimatologi. USU Press. Medan.
Guslim, O.K Nazaruddin H, Roeswandi, A. Hamdan, dan Rosmayati. 1987. 
          Klimatologi Pertanian. USU Press. Medan.
Handoko. 1994. Klimatologi Dasar, landasan pemahaman fisika atmosfer dan unsur-
          unsur iklim.  PT. Dunia Pustaka Jaya, Jakarta.
Seyhan, Ersin. 1977. Dasar-dasar Hidrologi. Editor Soenardi Prawirohatmojo. Yogyakarta: UGM Press.








1 komentar:

  1. Casino Bonus Codes & Promo Codes - MJHTV
    Casino Promo Code 출장샵 - Find 서귀포 출장샵 the latest Casino Bonus Codes, no 청주 출장마사지 deposit bonus codes, free spins, 구미 출장안마 no deposit offers, cashback 남양주 출장마사지 offers, and more at

    BalasHapus